PATI, Jumat (22/03/2024) suaraindonesia-news.com – Tiga minggu terakhir ini, ketersediaan gas melon (3 kg) di Kabupaten Pati mengalami kelangkaan. Menyebabkan konsumen kesulitan mendapatkan gas tersebut di tingkat pangkalan maupun pengecer. Itupun harus membayar lebih mahal, antara 25 ribu hingga 50 ribu rupiah per tabung.
“Pasokan dari produsen gas terlambat. Kapal tangkernya itu terlambat merapat ke pelabuhan. Sehingga pasokan ke SPBE juga terlambat,” terang Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santosa, Jumat (22/03/24).
Namun pada akhir minggu kemaren, menurutnya, sudah ada pasokan gas yang masuk, tetapi belum sepenuhnya bisa menggantikan kekurangan pada minggu sebelumnya.
Untuk mengantisipasi adanya kenaikan pada akhir Maret ini dan menjelang lebaran, pihaknya telah mengajukan tambahan alokasi.
Baca Juga: Pangdam IV/Diponegoro Tutup TMMD Reguler 119 di Desa Tanjungrejo
“Besarnya tambahan alokasi berdasarkan momen – momen tertentu. Untuk kuota tetap, tidak ada pe penambahan,” lanjutnya.
Terkait tingginya harga di tingkat pengecer, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena tingginya permintaan yang tidak didukung ketersediaan.
“Tetapi, untuk di tingkat pangkalan, kami tetap kendalikan sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi),” tegasnya.
Menjelang lebaran tahun ini, Hadi memastikan, stok kebutuhan pokok masyarakat dalam keadaan aman dan mencukupi.
“Walaupun saat ini sudah ada kecenderungan kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Antara beras, cabai dan telur,” ungkapnya.
Pihaknya menghimbau, masyarakat tidak perlu khawatir atas ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasaran, menjelang lebaran ini.
“Tidak perlu aksi borong atau panic buying”, tandasnya.
Reporter : Usman
Editor : Amin
Publisher : Eka Putri