Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegional

Miris, Kehidupan Dua Orang Nenek Di Desa Rappang Kecamatan Tapango Polewali Mandar

Avatar of admin
×

Miris, Kehidupan Dua Orang Nenek Di Desa Rappang Kecamatan Tapango Polewali Mandar

Sebarkan artikel ini
sdf 9
Sanaria (Kiri) Warga Dusun Pambe Desa Rappang, Kecamatan Tapango dan Nabia (Kanan) warga desa Rappang kecamatan Tapango.

MAMASA, Selasa (07/08/2018) suaraindonesia-news.com – Menurut pandangan kasat mata Kabupaten Polewali Mandar sangatlah maju dan berkembang pesat, jika ditinjau dari kota yang tertata dengan rapih hampir semua lorong yang ada rapih dengan aspal yang begitu hitam. Namun dibalik semua itu ternyata masi saja banyak warganya hidup bagaikan dalam sangkar dan kurang menikmati indahnya kemajuan yang telah ada.

Seperti yang dialami oleh dua orang nenek yang tinggal di Desa Rappang, Kecamatan Tapango, yaitu Nabia (70) tahun yang tinggal di Dusun Tondok Galung dan Saniara (73) yang tinggal di Dusun Pambe kedua Dusun tersebut masi dalam wilayah Desa Rappang. Kehidupan kedua nenek itu sungguh sangat memprihatinkan keduanya tinggal dalam gubuk hanya di temani oleh sang cucunya.

Nabia (70), ia tinggal bersama cucunya laki-laki yang bernama Aco’ yang duduk dibangku Sekolah Dasar, Ia bekerja sebagai buruh Kopra. Ia mengaku dalam dua minggu hanya bisa menghasilkan dua karung Kopra saja dimana perkarungnya hanya berharga Rp 40.000 saja.

“Itupun jarang nak, tergantung kelapa nya orang yang dibawa kesini kalau ada lagi, cuman tidak selalu ada susah juga kalau untuk saat ini tidak ada,” Ujar Nabia saat di jumpai di kediamannya, Selasa (07/08).

Baca Juga :  Lomba Nasyid, Meriahkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMAN 2 Abdya

Ia mengaku cucunya mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial sebanyak Rp. 500.000 rupiah, katanya ia menerima baru satu kali saja.

“Pernah cucu saya terima tapi katanya itu pembeli buku dan pakaian sekolah saja, kalau saya sendiri tidak pernah menerima, hanya beras Raskin yang kami terima 6 (enam) liter beberapa waktu lalu,” Ungkap Nabia.

Nabia (70) memiliki tiga orang anak semuanya perempuan, satu diantaranya saat ini berada di Kalimantan ikut dengan suami. Dua lainnya tinggal di desa itu pula namun menurut Nenek itu jarang bertemu dikarenakan kesibukan yang banyak dipagi hingga sore hari.

Meski begitu ibu dari tiga orang anak itu tak berputus asa menjalani hari-hari nya bersama sang cucunya, mala ia bercita-cita ingin menyekolahkan cucunya terus-menerus selama ia masi kuat menjadi Buruh Kopra.

Sementara Saniara (73) yang tak jau dari tempat tinggal Nabia tadi, hanya saja karena berbeda Dusun, ia pun tinggal bersama cucunya bernama Dinda yang juga duduk dibangku SMP. Saniara yang hanya bisa duduk diatas rumah dikarenakan indra penglihatan suda tidak memungkinkan untuk bekerja lagi.

Baca Juga :  Wahyu Hartomo Buka Festival P3A Pra Rakornas Di Ternate

Ia tak memiliki penghasilan hari-hari terlebih bulan-bulan, ia mengaku makanan yang mereka makan bersama cucunya terkadang pemberian dari tetangga juga anaknya yang ada disekitar.

Sanaria memiliki delapan orang anak empat perempuan dan empat laki-laki, namun kesemuanya tinggal berjauhan dengan dirinya bahkan dua diantaranya sedang mengasah kehidupan di negeri jiran Malaysia.

“Anak saya ada delapan, selain yang di Kalimantan enam orang yang tinggal di sekitar desa Rappang juga namun jarang ketemu dengan mereka, tapi biasa juga datang bawa beras ataupun berupa makanan di sini, itulah yang biasa kami makan, pemberian dari anak juga dari tetangga sekitar,” Ucap Ibu dari delapan orang anak itu.

Kedua Nenek tersebut sama-sama berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar agar untuk diperhatikan dan diberi bantuan yang layak kepada mereka seperti yang dirasakan oleh orang-orang di sekelilingnya.

Reporter : Bung Wahyu
Editor : Amin
Publiser : Imam