GROBOGAN, Kamis (30/11/2017) suaraindonesia-news.com – Pembukaan Expo Grobogan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan di alun alun Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, telah dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, DirjenTanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto Dan Bupati Grobogan Sri Sumarni.
Acara pembukaan tidak hanya dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Grobogan, Cara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Grobogan, SKPD, dan para pelaku ekonomi kreatif yang ikut dalam pagelaran expo Grobogan ekonomi kreatif.
Acara pembukaan expo ekonomi kreatif juga dimeriahkan oleh tari kolosal yang menggambarkan sebuah kelompok orang yang menebang pohon jati di hutan, yang disebut blandong kayu, dan juga dimeriahkan oleh drum band dari SMAN 1 Purwodadi. Dalam mengadakan pagelaran expo Grobogan ekonomi kreatif, pihak panitia telah menyiapkan sekitar 24 stan untuk para pelaku ekonomi kreatif tersebut, agar bisa memarkan produk hasil kreatifnya khususnya olahan makanan dari bahan dasar kedelai lokal.
Dalam expo Grobogan ekonomi kreatif tidak hanya memarkan hasil produk kreatif dari bahan kedelai dari pelaku ekonomi kreatif, Pemerintah Kabupaten Grobogan yang diwakili oleh Dinas Pertanian Grobogan beserta rumah kedelai Grobogan ( RKG ) membuat tempe terbesar di Indonesia yang memakai bahan kedelai lokal Grobogan, sekaligus terbesar Di Dunia dengan ukuran 7 x 10 meter, yang tercatat di muri dan mendapatkan penghargaan dari muri, yang diserahkan langsung oleh Eksekutif Manajer Muda Muri Sri Widayati dan diterima langsung oleh Bupati Grobogan Sri Sumarni.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (30/11/2017) mengatakan, Kita tidak cukup hanya memproduksi kedelainya saja, kita harus naik kelas yang harus ada nilai tambah dalam pengolahan kedelai menjadi tempe, menjadi susu, ataupun roti.
Lanjutnya, tadi banyak sekali yang sudah ditampilakn dan layak jual. idenya dari Pak Dirjen adalah membrending ini dan kelasnya naik ketingkat Nasional maupun Internasional. tempe dengan bahan kedelai yang kedelainya dari Grobogan.
“Pak Dirjen juga mengatakan Jawa Tengah harus menjadi brending produksi kedelai, dan kita akan mencari lahan barus yang akan siap untuk ditanami kedelai. sekarang Grobogan, sama Purworejo dan nanti kita akan mencari lahan baru dengan kerjasama sama perhutani,” jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto, Kamis (30/11/2017) mengatakan, tapi yang paling penting brendingnya, harga brending tidak main, tidak main. produk lokal akan kita beri lebel, konsumen harus tau apa yang dia makan, apakah produk lokal atau produk non lokal.
Disisi lain, Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan, kita akan mempersiapkan lahan untuk kedelai yang sudah terprogram adalah penyiapan 100 ribu hektar untuk tanam kedelai dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian, juga Perhutani yang mempunyai lahan yang sangat luas.
“Untuk olahan makanan yang berasal dari kedelai, kita sudah banyak mempunyai macam macam olahan dan sangat layak dijual seperti tempe, susu dan lain lainnya. dan kali ini kita juga bangga bahwa di Grobogan tercatat di muri pembuat tempe raksasa dengan ukuran 7 x 10 meter, yang menghabiskan 1,8 ton kedelai,” pungkasnya. (Miftakh/Jie)