Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPendidikan

Pentingnya Imunisasi MR Bagi Anak 9-15 Tahun, Demi Jaga Kekebalan Tubuhnya

Avatar of admin
×

Pentingnya Imunisasi MR Bagi Anak 9-15 Tahun, Demi Jaga Kekebalan Tubuhnya

Sebarkan artikel ini
IMG 20170910 101551
Foto: Kepala Dinkes Kabupaten Lumajang, dr Triworo. (Foto: Afu/SI)

LUMAJANG, Minggu (9 September 2017) suaraindonesia-news.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Jawa Timur dihadapan sejumlah media menjelaskan jika pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) tersebut sangat penting dan sudah dilakukan secara nasional.

Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Lumajang, dr Triworo, bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.

“Sebab wabah Campak itu tidak bisa diremehkan. Sebab penyakit tersebut bisa berdampak komplikasi baik gangguan pertumbuhan maupun penyakit berbahaya lainya,” jelasnya.

Baca Juga :  Menteri Rini Pastikan Tol Lampung- Palembang Siap Dioprasikan

Diungkapkan Triworo, bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh bayi, terutama ketika menyerang ibu hamil di usia kandungan kurang dari lima bulan.

“Sejumlah organ yang berisiko mengalami kerusakan akibat rubella ini di antaranya otak, hati, paru-paru, mata dan telinga,” katanya lagi.

Sementara itu Dokter spesialis anak Lumajang Dr Retno, kegiatan imunisasi tersebut sangat penting diikuti oleh masyarakat khususnya anak untuk melakukan vaksin tersebut.

Karena di RSUD Dr Haryoto Lumajang saja ada sebanyak 5 Pasien yang telah ditemukan terdampak MR. Baca Juga: Hilangnya Patung Kuda, Warga Malah Bisa Berkuda

Baca Juga :  Pingin Punya Bayi dari Hasil Hubungan Gelap, Paman Buat Skenario Drama Pembuangan

“Bagi anak yang sakit memang tidak diperkenankan untuk mengikuti vaksin, yang kita lakukan demi anak, karena maksud dari pemerintah adalah untuk menyelesaikan masalah, anak yang terserang HIV juga tidak boleh ikut,” jelasnya.

Menurut data yang berhasil dihimpun awak media, bahwa dari data Badan Kesehatan Dunia, Indonesia memiliki kasus terbanyak dalam permasalahan campak pada anak-anak.

Di tahun 2015, jumlahnya mencapai 4.750 kasus, termasuk di Jawa Timur dan Madura yang tercatat memiliki kasus terbanyak. (Afu)