Reporter: Adi Wiyono
Kota Batu, suaraindonesia-news.com – Masa orientasi siswa (MOS) SMK Wiyata Husada, Kota Batu 2016 dihentikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kota Batu. karena kegiatan pengenalan lingkungan sekolah itu Diduga panitia MOS dari anggota OSIS melakukan kekerasan fisik pada siswa baru.
Salah satu orangtua siswa di SMK Wiyata Husada Kota Batu berinisial DH menjelaskan, Kamis (14/6/2016) pukul 19.30 menjemput anaknya disekolah.
“Saya bersama teman-teman wali murid yang lain. Kira-kira 20 orang datang kesekolah untuk menjemput anaknya masing-masing. Karena anak saya minta dijemput, tidak betah tinggal diasrama,” ujar DH.
Menurutnya, sejak Selasa (12/6/2016) pagi seluruh siswa baru SMK Wiyata Husada mengikuti MOS disekolah. Nah saat pelaksanaan MOS itulah diduga ada tindakan dari panitia MOS kurang terpuji.
Ada beberapa anak disuruh makan nasi basi. Lalu ada juga yang disuruh makan didekat kamar mandi. Serta disuruh makan pepaya yang diremas dan dicampur nasi.
Mendapatkan perlakuan yang kasar dari kakak kelas selaku panitia MOS. Akhirnya beberapa siswa menghubungi orang tuanya untuk dijemput disekolah.
“Yang kami sayangkan saat pelaksanaan MOS tidak didampingi gurunya. Lalu asrama siswa kurang layak huni. Atas masalah ini orangtua siswa minta panitia MOS diambil alih oleh guru sekolah. Bukan oleh kakak kelasnya,” ujar DH.
Senada diutarakan Sri, wali murid SMK Wiyata Husada yang tinggal di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Katanya, kemarin malam terpaksa menjemput anaknya disekolah.
“Anak saya telpon minta dijemput. Kata anak saya, selama tinggal diasrama sekolah pelayanan kakak kelasnya kurang mengenakan,” ungkap Sri.
Kadispora Kota Batu, Mistin saat dikonfirmasi mengaku terkejut dengan kabar pelaksanaan MOS di SMK Wiyata Husada, Kota Batu. Sesuai aturan pemerintah pelaksanaan MOS dilakukan Senin (18/7/2016) oleh dewan guru.
Kata Mistin, sudah menurunkan pengawas SMK untuk datang ke SMK Wiyata Husada.
“Kami putuskan untuk menghentikan MOS-nya. Saat ini Kepala Sekolahnya sedang keluar kota. Senin kami akan panggil Kepala SMK Wiyata Husada,” tegas Mistin.
Ditempat terpisah, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, Yusuf Khusaeri membatah pelaksanaan MOS disekolahnya dilakukan dengan cara kekerasan dan banyak kegiatan fisiknya. Termasuk memberi makan dengan nasi basi.
“Tidak mungkin kekerasan itu dilakukan oleh panitia MOS. Saat ini MOS kita hentikan sambil menunggu keputusan dari Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan. Panitia MOS langsung dipegang dewan guru. Anggota OSIS hanya membantu saja,” sebut Yusuf.













