KOTA BATU, Suara Indonesia-News.Com – Ayu Siti Aisiyah yang menjadi delegasi Kalimantan Barat, pada Kongres Anak Nasional ke 13 Di kota Batu, Kamis (6/7) mengadu kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambesi dan ketua Komisi Nasional Perlindungan Nasional (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait perihal kondisi daerahnya.
Gadis kelas XII salah satu SMA Negeri di Kabupaten Sangau ini dengan terbata-bata meyampaikan uneg-unegnya perihal kondisi daerahnya, Ia menyebut anak-anak khususnya yang ada di perbatasan Indonesia dengan Malaysia hingga sekarang pengakuan hak-haknya sangat rendah dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan.
Dihadapan Arist dan Yohana, serta ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu Dewanti Rumpoko, Gadis berjilbab ini menyebut anak-anak dikawasan perbatasan tidak ada jaminan hak anak seperti yang dimiliki oleh anak-anak di Indonesia pada umumnya. Di sana banyak dijumpai anak-anak putus sekolah, bahkan tidak sedikit anak-anak yang beralih statusnya menjadi kewarganegaraan Malaysia
“Disana, anak-anak yang menginginkan untuk bisa berbahasa Indonesia, mengibarkan bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya bisa dikatakan tidak ada, mereka lebih memilih menggunakan budaya Malaysia” kata Ayu
Lanjut dia, karena pemerintah tak memperhatikan anak-anak yang berada di daerah perbatasan, anak sekolah yang melanjutkan ke tingkat SMA boleh dibilang bisa dihitung jari, karena anak-anak yang akan bersekolah jarak dari tempat tinggalnya sangat jauh, satu desa dengan yang lainnya belum tentu ditemui Sekolah dasar, infra struktur didaerah tersebut sangat minim.
Karena tak ada perhatian , mereka dalam melakukan aktifitasnya hampir semuanya budaya dan kebutuhan hidup berbau Malaysia. Bahkan untuk transaksi jual beli mereka menggunakan mata uang rupiahpun seolah tidak berlaku dan yang berlaku mata uang Ringgit Malaysia.
“Sungguh Pak , nasib anak-anak di perbatasan kawasan Etikong di Kalbar sangat memprihatinkan, banyak anak yang putus sekolah. Kami minta tolong pak, agar pemerintah bisa memperhatikan anak-anak disana” kata Ayu dihadapan Arist dan Yohana
Ia menyampaikan uneg-uneg itu, lantaran keluhan yang disampaikan kepada pemerintah setempat tidak digubris atau diperhatikan. Dengan kongres anak ini harapannya bisa memberikan solusi, agar hak anak di daerah perbatasan memperoleh hak yang sama seperti anak-anak Indonesia lainnya
Mendengar keluhan itu, Arist mengatakan bahwa problem di Kalbar akan segera ditindak lanjuti untuk dilakukan berbaikan, Ia juga mendesak pemerintah untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Dan melalui Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan menjalankan program-program perbaikan. (A. Wiyono).

