Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Kongres Anak Indonesia yang ke 13 yang digelar di Kota Batu muncul wakil dari Yogyakarta yang meminta kepada pemerintah untuk disediakan lembaga permusyawaratan (Lapas) khusus anak ada dan sekaligus tuntutan diadakannya pelatihan khusus bagi para penyidik di lingkungan penegak hukum.
Sonya Damanjaya, satu diantara 10 dari perwakilan peserta kongres anak asal Yogyakarta ini mengungkapkan Jika Yogyakarta mengusulkan penambahan Lapas anak.

“kami berharap segera membuat lapas khusus anak dan kedepanya nanti pelaku criminal anak yang dijatuhi hukuman tidak lagi dicampur dengan orang Dewasa” kata Sonya yang dibenarkan Dwi Styaningsih yang juga peserta asal Yogyakarta, Rabu (5/8)
Menurutnya, dari 33 propinsi di Indonesia hanya 17 propinsi yang telah memiliki Lapas khusus anak, “bila dicampur dengan orang dewasa. Hal ini sangat tidak baik untuk masa depan anak” ungkapnya
Selain itu pihaknya mengusulkan dispensasi pernikahan lebih selektif jangan asal memberikan rekomendasi. “Karena masih banyak dijumpai anak yang semestinya belum waktunya untuk dinikahkan, ternyata pihak terkait dalam hal ini pemerintah memberikan ijin. Ini tidak tepat. Kedepanya nanti usulan kita tidak ada pernikahan dini” Jelasnya
Sementara itu duta anak Papua, mengusulkan agar kekerasan guru terhadap muridnya disekolah ditindak tegas dan tidak ada diskriminasi. Renad Wasfle pelajar Kelas VIII asal Papua ini mengatakan didaerahnya sering terjadi kekerasan terhadap anak pada saat jam pelajaran berlansung guru sering melakukan pemukulan.
“meski ada pengaduan dari orang tua siswa, Kepala sekolah ataupun pihak yang dilapori juga tidak ada penindakan” kata Renad (adi Wiyono).