Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita

Kemendag Minta Daerah Jaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok

Avatar of admin
×

Kemendag Minta Daerah Jaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok

Sebarkan artikel ini
IMG 20191004 180446
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

KOTA BATU, Jumat (4/10/2019) suaraindonesia-news.com – Kementerian Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta kepada Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok (Bapok) menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

“Kami minta pemerintah Pusat dan Daerah menjaga stabilitas dan meningkatkan sinergi harga kebutuhan pokok dalam rangka menghadapi hari besar keagamaan nasional,” kata Kementerian Perdagangan Enggartiasto Lukita, Jumat (4/10/2019).

Rapat koordinasi nasional barang kebutuhan pokok menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Hotel kartika Wijaya kota Batu, Jawa Timur, Enggartiasto Lukita menyebut dalam beberapa waktu ke depan, ada potensi kenaikan permintaan bapok pada Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

“Sementara kondisi cuaca masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan antisipasi kecukupan pasokan bapok di daerahnya masing-masing sejak dini,” ungkap Mendag.

Ia juga menyampaikan, Kemendag diberi mandat untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bapok yang dicerminkan tingkat inflasi terkendali, dengan target 3,5 persen.

Di sisi lain, pemerintah daerah sangat berkepentingan dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bapok di daerah masing-masing terkait dengan keterjangkauan harga, dan ketersediaan pangan masyarakat, serta kondusifnya iklim usaha bagi pelaku usaha pangan daerah.

Baca Juga :  FGD Publikasi Deli Serdang Tahun 2022 Resmi Dibuka

“Untuk itu, sinergi pemerintah pusat, daerah, serta seluruh pelaku usaha pangan yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan. Agar masyarakat dapat memperoleh pangan dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini pemerintah menghadapi tantangan yang perlu diantisipasi bersama. Salah satunya yaitu inflasi kelompok bahan makanan tahun 2019 yang cenderung naik dan musim kemarau panjang yang hampir merata di seluruh Indonesia. Secara umum, deflasi pada September 2019 (MoM) tercatat sebesar 0,27 persen dan inflasi sepanjang 2019 (YtD) tercatat sebesar 2,2 persen.

Meskipun kelompok bahan makanan Agustus 2019 (MoM) mengalami deflasi 1,97 persen, namun secara keseluruhan inflasi sepanjang 2019 (YtD) tercatat sebesar 3,51 persen, tertinggi dibanding kelompok pengeluaran lainnya.

“Beberapa faktor utama penyebab naiknya inflasi tersebut adalah kenaikan harga bawang putih akibat gangguan pasokan impor dan cabe merah akibat faktor kemarau yang cukup panjang,” kata dia.

Lanjut di, periode HBKN merupakan periode yang rawan mengalami gejolak harga, khususnya barang kebutuhan pokok akibat faktor peningkatan permintaan dari masyarakat. Hal ini tergambar dari tingkat inflasi bulanan pada puasa-Lebaran serta akhir tahun yang cenderung naik.

Di sisi lain, kondisi cuaca juga masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional. Prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, pada akhir September hingga minggu III Oktober 2019 sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami tingkat hujan rendah-menengah, khususnya di daerah sentra produksi pangan seperti Sumatra bagian selatan, pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan.

Baca Juga :  Babinsa Pademawu Barat Bersama PPL Laksanakan Panen Padi di Desa Pademawu Barat

Secara nasional, rata-rata harga beras pada September 2019 cenderung stabil, hanya naik 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari 82 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK), harga beras di 55 kota stabil dan turun (67 persen).

“Kenaikan harga beras di atas 1 persen hanya terjadi di 11 daerah. Daerah-daerah yang perlu dicermati adalah Kota Metro yang harganya naik 4,59 persen; Purwokerto naik 3,56 persen; dan Cilacap naik 3,45 persen,” kata Menteri.

Sementara itu, pada September perkembangan harga bapok masih terpantau stabil, bahkan cabe dan bawang sudah cenderung turun dibanding bulan sebelumnya.

Untuk harga bapok lainnya, daging sapi masih stabil di kisaran Rp116.000/kg, minyak goreng curah Rp10.350/liter atau setara Rp11.500/kg, dan tepung terigu Rp10.200/kg. Untuk gula pasir turun 0,36 persen.

Reporter : Adi Wiyono
Editor : Amin
Publisher : Marisa