Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPendidikanRegional

Meski Jember Bukan Kota Terdampak KLB Difteri, Bupati Faida Tetap Berikan ORI Difteri

Avatar of admin
×

Meski Jember Bukan Kota Terdampak KLB Difteri, Bupati Faida Tetap Berikan ORI Difteri

Sebarkan artikel ini
gvhjgh
Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR yang juga seorang dokter memberikan vaksinasi kepada salah satu siswa pada acara ORI Difteri Jember. (Foto: Istimewa)

JEMBER, Kamis (22/2/2018) suaraindonesia-news.com – Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae yang sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat obstruksi larings atau miokarditis akibat aktivasi eksotoksin. Pada kejadian luar biasa (KLB), selain difteri farings, tonsil, dan larings, telah pula dilaporkan terjadinya difteri hidung dan difteri kulit.

Difteri sangat menular melalui droplet dan penularan dapat terjadi tidak hanya dari penderita saja, namun juga dari karier (pembawa) baik anak maupun dewasa yang tampak sehat kepada orang-orang di sekitarnya.

Kejadian luar biasa yang terjadi di Jawa Timur dan secara sporadik di daerah lain (Pontianak dan Banjarmasin) merupakan indikator bahwa program imunisasi nasional tidak mencapai sasaran. Oleh karena itu, dalam menghadapi dan mengatasi masalah difteri, kita harus memperbaiki pelaksanaan program imunisasi secara menyeluruh. Hal tersebut penting untuk mendapat perhatian yang serius dari semua kalangan kesehatan, khususnya dokter spesialis anak.

Baca Juga :  Menteri Yohana Nyanyi “Apuse” di Pendopo Jember

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Outbreak Response Immunization (ORI) adalah strategi yang dilakukan untuk mengendalikan KLB melalui pemberian imunisasi tambahan yang dilakukan di wilayah yang sedang terjadi KLB, khusus untuk populasi tertentu yang beresiko tertular penyakit tersebut (dalam hal ini adalah difteri), tujuannya untuk meningkatkan kekebalan populasi tersebut sehingga dapat mencegah meluasnya penularan penyakit dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut.

Meski Kabupaten Jember tidak termasuk Kabupaten/Kota KLB Difteri, namun hal ini membuat Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR, untuk bergerak cepat bersama-sama seluruh elemen masyarakat dalam rangka “Gropyokan” vaksinasi difteri ke seluruh wilayah di Kabupaten Jember.

Baca juga : APBD Jember 2018 Segera Didok, Gaji GTT-PTT Berpotensi Mencapai Rp. 1,4 Juta 

“Untuk itu sebagai langkah antisipatif, kita mencanangkan sekaligus mendeklarasikan Jember sebagai Kabupaten Bebas Wabah Difteri untuk Anak-anak,” tutur Bupati Jember, Faida, Kamis (22/2).

Baca Juga :  Berikut 20 Kesepakatan Bersama Sambut Bulan Ramadhan

Bupati Faida yang memiliki profesi sebagai dokter pun turut menyuntik seorang siswa dengan vaksin imun anti-difteri pada acara Outbreak Response Immunization (ORI) di Balai Serba Guna, GOR Kaliwates.

Menurut data, ada total sekitar 680.545 anak yang akan mendapatkan pelayanan pemberian imunisasi difteri tahun ini. Pemberian imunisasi vaksin anti difteri ini rencananya akan dilakukan di seluruh lembaga sekolah mulai dari SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, di seluruh wilayah Kabupaten Jember, termasuk lembaga Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi.

Bupati Faida, alumni Kedokteraan UNAIR ini menegaskan pentingnya para generasi penerus bangsa ini untuk mendapatkan perhatian yang lebih di sisi kesehatan.

Selanjutnya Bupati Faida memerintahkan agar semua puskesmas untuk mendata para anak-anak sasaran imunisasi difteri pada usia 1 sampai dengan diatas 19 tahun. Serta segera untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pemberian vaksin difteri ini.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Tolak Imam