MANOKWARI, Minggu (21/3/2021) suaraindonesia-news.com – Yan Cristian Warinussy, SH menyatakan, Vox Populi, Vox Dei atau Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Sehingga kalau para pemimpin rakyat ‘mengingkari’ suara rakyat maka kurang lebih bisa ditafsirkan bahwa mereka telah membohongi suara Tuhan.
Menurut pengamatan Direktur LP3BH Manokwari itu, hal yang sama ia lihat terjadi ketika Maxi Ahoren selaku Ketua Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) mengatakan di depan Komisi I Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jumat, 20/3 bahwa rakyat Papua ingin melakukan dialog? Karena sepengetahuan saya, dalam Rapat Dengar Pendapata (RDP) yang dilakukan MRPB dengan berbagai komponen rakyat Papua di Manokwari, Papua Barat setahun lalu, rakyat menginginkan dilakukannya referendum, karena rakyat menolak otonomi khusus (Otsus) jilid II.
Warinussy mempertanyakan suara rakyat perlu dialog tersebut diperoleh saudara Ketua MRPB dari mana? “Menurut saya rakyat perlu mempertanyakan sikap dan pernyataan Ketua MRPB tersebut. Menurut saya sebagai Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua bahwa menjadi penting untuk mendesak pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyikapi tuntutan rakyat Papua melalui pelaksanaan evaluasi total terhadap pelaksanaan amanat dari 79 pasal di dalam UU RI No.21 Tahun 2001 saat ini,” bebernya.
“Hanya melalui evaluasi lah saya melihat akan lahir konstruksi pemikiran baru yang baik untuk merumuskan langkah implementasi UU No.21 Tahun 2001 bagi kehormatan, perlindungan dan pemberdayaan rakyat Papua di atas Tanah airnya sendiri,” tutup Direktur LP3BH Manokwari itu.
Reporter : Ones
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful
