Reporter: Miftakh
Grobogan, suaraindonesia-news.com – Purwodadi sebagai ibu kota Kabupaten Grobogan sangat membuka diri dengan para investor penanam modal entah itu berupa industri, perhotelan dan lain – lainnya, dan ini menjadi tantangan buat Pemerintah Kabupaten Grobogan agar lebih selektif lagi untuk menerima investor dalam menanamkan modal di Grobogan, agar tidak sampai menjadi permasalahan baru ditengah – tengah masyarakat yang religius.
Seperti yang terlihat di Jagalan Utara, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. masyarakat setempat terusik ketenangannya dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan adanya pembangunan hotel yang diindikasikan warga setempat digunakan untuk sarang kemaksiatan berkedok bisnis hotel sebagai tempat penginapan para tamu yang datang di Kabupaten Grobogan – Jawa tengah tersebut.
Masyarakat pada hari Kamis ( 23/6/2016 ) telah melakukan protes dan mendatangi hotel tersebut yang diberi nama hotel ampera untuk sidak. apakah benar – benar untuk perhotelan murni atau ada fungsi yang lainnya mengarah ke tempat maksiat seperti karaeko, waktu warga sidak kedalam sangat tercengang melihat ruangan – ruangan di dalam hotel karena didalam hotel diindikasikan terlihat seperti room – room dan tempat untuk SPA.
Sutiyo salah satu warga Jagalan hari Kamis ( 23/6/2016 ) mengatakan bahwa warga Jagalan tidak pernah menolak apabila pembangunan gedung megah ini hanya untuk hotel kayak layaknya hotel – hotel lainnya seperti tempat penginapan.
“Namun bila gedung ini disalah gunakan untuk tempat maksiat kami sebagai warga akan menolak keras karena dampaknya bagi warga sangat jelek lagian di Jagalan ada tiga Pondok Pesantren dan Ketua MUI Kabupaten Grobogan rumahnya juga ada di sini,” paparnya.
Tetapi beda dengan pemilik hotel Ampera tersebut yang mengatakan pembelaannya terhadap tuduhan warga setempat. Wibowo, Kamis ( 23/6/2016 ) mengatakan ruangan – ruangan tersebut hanya untuk meeting atau untuk rapat.
“Panggung yang berada di ruang bawah sebagai tempat pidato apabila ada pertemuan disini agar orang – orang yang pendek agak tinggi bila nanti berpidato ,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Dinas Pariwisata, Satpol PP, Polres Grobogan, warga dan pemilik hotel ampera yang telah ditolak oleh warga Jagalan dengan keputusan pertemuan yang masih menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengeluarkan ijin oprasi hotel ampera tersebut.