Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PeristiwaRegional

Warga Desa Betet di Hebohkan Penemuan Kayu Tua di Bengawan Solo

Avatar of admin
×

Warga Desa Betet di Hebohkan Penemuan Kayu Tua di Bengawan Solo

Sebarkan artikel ini
aaavbsd

Bojonegoro, Selasa (30/10/2018) suaraindonesia-news.com – Warga Desa Betet, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dihebohkan dengan penemuan kayu jati dari dasar sungai Bengawan Solo. Selasa (30/10).

Dibalik penemuan kayu berukuran panjang 14 meter dengan diameter 40 centi meter tersebut, ada kepercayaan lain dari masyarakat setempat. Sebab, lokasi penemuan kayu yang digunakan penambangan pasir itu terkenal angker.

“Iya, terkenal angker. Masyarakat akrab menyebutnya mbah Jenggot,” ujar Supriyono pemilik lokasi tambang, Selasa (30/10) siang.

Menurut Supriyono pria yang menjabat Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Betet itu, menyebutkan, untuk menghindari ada gangguan gaib dari penemuan kayu tersebut, pihaknya melakukan selamatan.

“Tapi pagi bancakan (red,Selamatan). Ya, supaya tidak terjadi apa-apa. Karena kita juga mengharapkan keselamatan,” tuturnya saat ditemui di kantor desa setempat.

Dia mengaku, dua hari sebelum diangkatnya kayu tersebut dari dalam air, bermimpi memetik mangga. “Saya mimpi metik satu mangga,” ujarnya.

Diungkapkan, untuk mengavakuasi dari dasar sungai, dikerahkan tenaga 30 orang. Dibantu dengan alat katrol, dua perahu dan truk untuk menarik kayu.

Baca Juga :  Putusnya Jembatan Penghubung Dua Desa Ngloram Dan Gadon Belum Ada Solusi Dari Pemerintah

“Sebenarnya mengetahui kayu ada kayu sudah dua minggu saat penambang mengambil pasir. Semingu terkhir warga berusaha mengambil dan kemarin sore, Senin (29/10/2018) sore bisa diangkat ke daratan,” terangnya.

Terkait rencana selanjutnya perlakuan kayu tersebut, dia belum bisa memberikan penjelasan lebih banyak. Hanya saja kalau ada yang ingin membawa, dipersilakan.

“Asal tidak merugikan kami. Maksudnya sesuai tenaga yang dikeluarkan warga yang membantu,” kata dia.

Ditambahkan, sejak penambangan pasir bengawan solo miliknya itu beroperasi sejak tahun 2015 lalu, memang sudah banyak kayu yang ditemukan.

“Tidak besar, rata-rata panjangnya sekira 6 meter. Itupun langsung dijual. Tidak menutup kemungkinan masih ada kayu peninggalan jaman penjajahan dahulu,” ungkapnya.

Kepala Desa (Kades) Betet, Kusnadi, membenarkan jika lokasi penambangan pasir itu terkenal angker. Zaman dahulu lokasi itu menjadi menjadi memang tempat bertransaksi dengan perahu. Wajar, jika banyak kayu peninggalan zaman kuno.

Baca Juga :  Perbaikan Infrastruktur Dapat Dongkrak Perekonomian Suatu Daerah

“Dari bentuk kayunya, itu seperti dibuat demikian supaya mudah ditali untuk kemudian ditarik,” teranya.

Dirinya megaku telah berkoordinasi dengan kecamatan untuk meminta petunjuk dengan penemuan kayu tersebut. “Nanti harus bagaimana perlakuannya,” kata kades.

Ditambahkan, kayu yang ditemukan tersebut kondisinya mirip seperti kayu mbah Mbalok yang ada di alun-alun Kabupaten Bojonegoro. “Ini mirip, cuma lebih kecil,” ujarnya.

Pihaknya menduga ada hubungannya antara kayu yang ada di alun-alun dengan kayu yang ditemukan oleh warganya. “Mungkin saja ada keterkaintannya,” ungkap kades.

Dia menambahkan, terkait penemuan kayu tersebut ada kepercayaan tersendiri di lingkungan warga. “Apabila kondisi kayu membujur didalam sungai boleh diambil. Tapi kalau melintang, dilarang untuk diambil,” tuturnya.

Ternyata, kayu yang saat ini sudah berada di daratan itu posisinya melintang agak miring. “Untuk itu kami selamatan supaya tidak terjadi apa-apa,” pungkasnya.

Reporter : Lukman
Editor : Amin
Publisher : Imam