Reporter: Hurry
Jakarta, suaraindonesia-news.com – Bakal Calon Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan membayar sumbangan sebanyak Rp 1 milyar yang diwajibkan oleh Panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk maju sebagai Caktum.
Menurut Indra, sumbangan yang diwajibkan panitia itu baru kali ini diadakan bagi setiap Caketum. Padahal, lanjut Idra, hal tersebut bukan tradisi Golkar dan ini akan menjadi preseden buruk bagi partai berlambang pohon beringin itu. Dia mengaku bukan berarti tidak sepakat dengan sumbangan yang dibuat oleh panitia Munaslub itu.
“Harusnya ditetapkan tidak wajib, tapi sukarela. Tapi (sumbangan Rp 1 Milyar) ini tertulis di dalam syarat bagi caketum wajib membayar uang pendaftaran Rp 1 Milyar,” kata Indra Jumat Malam (6/5/2016).
Menurut Indra, sumbangan Rp 1 Milyar terlalu besar jika hanya dibebakan kepada caketum untuk Munaslub. Selama puluhan tahun, kata Indra, kegiatan Golkar selalu ditanggung besama dan tidak ada kewajiban atau ketetapan angka. Menurutnya, jika dana Munaslub dibebankan kepada caketum, maka hal tersebut jauh dari keadilan.
“Selama ini kita sama-sama mencari dan itu menjadi tanggungjawab DPP untuk mengadakan Munaslub. Makanya saya menjadi heran kenapa seperti itu. Dan itu besar sekali. Katanya alasannya gotong royong tapi ini hanya untuk caketum. Jadi saya tdk setuju. Karena ini bukan gotong royong,” pungkasnya.
Sebagai politisi senior, Indra menyarankan agar Komite atau Panitia tidak memaksakan kehendak. Tentang sumbangan, Indra tidak menolak. Dia hanya menolak adanya aturan yang mewajibkan sumbangan yang harus dipenuhi masing-masing caketum .
“Karena ini bahaya jika dipaksakan. Ini akan menjadi preseden buruk ke depannya dan itu akan diikuti oleh daerah-daerah. Orang berprestasi pun akhirnya bisa bisa menjadi Ketum Golkar karena hanya tidak mempunyai uang,” kata dia.
Untuk diketahui, caketum DPP Golkar yang sudah membayar sumbangan wajib tersebut adalah Aziz Syamsuddin, Mahyuddin, Setya Novanto, Ade Komaruddin, Hartanto Air Langga. Sementara yang tidak akan membayar adalah Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo.













