Reporter: Adhi
Surabaya, suaraindonesia-news.com – Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakuktas Teknik Ubaya raih juara 1 dan juara umum dalam ajangDESCOMFIRST 2016 (Design Competition for Industrial System and Environtment). Dengan membuat “Fliptruck” berupa alat bantu untuk memindahkan barang, buatan Yongky dkk mampu menjadi pemenang . Prototype Fliptruck dipamerkan pada Rabu, 11 Mei 2016 di Gedung International Village, Meeting Room A, Kampus II Ubaya Tenggilis, Jln. Raya Kalirungkut Surabaya.
Descomfirst adalah kompetisi desain produk yangdiselenggarakan oleh Jurusan Teknik. Industri Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada awal Mei 2016 lalu. Kompetisi desain produk tingkat nasional inidiadakan kali pertama dengan mengusung tema “Sustainable Design for Manual Material Handling”. Dalam kompetisi ini, Jurusan Teknik Universitas Surabaya(Ubaya) ikut berkontribusi dengan mengirimkan 1 tim (disebut Tim UBAYA) yang terdiri dari 3 orang yaitu Yongky Lio , Oktavia Karlina, Florencia Tandian (Teknik Industri angkatan 2013).
Tim UBAYA berhasil lolos babak seleksi proposal dengan mengusung produk manual handling dan menunjukkan bentuk prototype produk yang bernama “Fliptruck” saat babak final. “Ide awal terinspirasi dari handtruck yang sudah ada pada umumnya. Lalu terpikir membuat produkserupa yang memiliki lebih banyak fungsi, sehingga penggunaan akan lebih efektif dan namun biaya produksiyang minimal. Kelebihan dari produk ini adalah mampumenjaga keamanan penggunanya karena pada umumnyahandtruck manual dapat membuat cedera penggunanya, misalnya saja cedera tangan maupun punggung,” ungkap Yongky Lio.
Melalui riset yang tidak sebentar, prototype ini berukuran 60cm x 130cm yang dapat berfungsi menjadi dua bagian, yaitu vertical position yang mampu menampung beban 50kg dengan tinggi maksimal 100cm dan horizontal position dengan tinggi maksimal 100cm serta mampu menampung beban sebanyak 300kg. Sedangkan prosespembuatan Fliptruck membutuhkan waktu selama 1 minggu. Selain itu, Yongky dkk juga telah melakukan perhitungan biaya produksi bila fliptruck ini dibuat dengan bahan yang lebih kuat, mereka memperhitungkan untuk satu buah fliptruck membutuhkan biaya produksi sebesar Rp 1.200.000,00.
“Bahan untuk pembuatan fliptruck ini terdiri dari kayu soliwood, engsel salon sebanyak 2 buah, engsel pintu, roda 360 derajat sebanyak 2 buah, roda permanen 2 buah, dan baut. Sedangkan untuk proses pembuatannya, kita mulai dari membuat prototypenya terlebih dahulu dari karton, lalu kita potong per bagian menggunakan handsaw dan melakukan perataan pada setiap bagian. Kemudian dilanjutkan dengan perakitan perbagian rangka luar dan rangka dalam menggunakan paku tembak dan lem. Lalu yang terakhir adalah pemasangan engsel, roda, pegangan, pengganjal, dan pengunci,” ujar Oktavia, salah satu anggota tim saat menjelaskan bahan dan proses pembuatan fliptruck.
Produk buatan Yongky dkk selain meraih juara I, Fliptruckjuga berhasil sebagai juara umum dari perolehan voting pemakalah pada saat babak final. Babak final Descomfirst terdiri dari 2 babak utama yaitu babak presentasi yang dinilai oleh 2 juri ahli dari UNS dan babak expo yang dinilai dari voting dari pemakalah yang hadir dalam IDEC (International Industrial Engineering Conference). Tim dari UBAYA berhasil meraih juara umum baik secara presentasi dan voting.