BANDA ACEH, Senin (27/04/2020) suaraindonesia-news.com – Menanggapi pemberitaan di salah satu media online tanggal (20/04) memyebutkan telah terjadi pemangkasan tunjangan berupa uang jaga malam terhadap paramedis yang bertugas di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, pemangkasan tunjangan milik tenaga medis dengan dalih keuangan RS kebanggaan rakyat Aceh sedang sekarat karena refocussing anggaran untuk keperluan penanganan Covid-19.
Adanya dugaan pemangkasan tunjangan di ungkapkan salah seorang anggota DPRA berdasarkan laporan salah satu tenaga medis yang bertugas di RSUZA yang merahasiakan identitasnya.
“Bila laporan itu benar tentu ini sangat kontra produktif dengan semangat refocussing anggaran,” sebut Lukman Juru bicara LSM Frontal (Forum Rakyat Untuk Keadilan) Aceh kepada media ini. Senin (27/04).
Seharusnya kata dia, ditengah
tekanan dan resiko yang dihadapi Paramedis yang cukup besar, maka sangat tidak tepat tunjangan(uang jaga malam) jatah petugas para medis yang harus di pangkas.
“Harusnya anggaran lain diupayakan melalui refocussing untuk mendukung kinerja mereka dengan memberikan tunjangan kesejahteraan lebih bagi Paramedis yang bertugas,” katanya.
Hal ini juga kata Lukman, sesuai dengan yang diutarakan Plt Gubernur Aceh beberapa waktu lalu melalui surat cintanya kepada Paramedis.
“Untuk itu kami mendesak Plt. Gubernur Aceh segera mengusut tuntas perihal issu pemotongan tunjangan uang jaga malam Paramedis di RSUZA, apapun alasan pemotongan ini sulit kita terima,” ujar Lukman.
“Nah jika nantinya ternyata benar terjadi pemotongan maka kami mendesak Plt Gubernur Aceh selaku pemegang kekuasaan tertinggi di Aceh untuk segera mencopot jabatan Direktur RSUZA, terlepas siapapun yang bermain dalam perkara tersebut,” imbuhnya.
Karena Direktur kata Lukman adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi di RSUZA. salah satu Rumah Sakit rujukan Covid-19 di Aceh.
“Kalau Plt Gubernur tidak berani bertindak dengan alasan, dengan berat hati terpaksa meminta Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah untuk segera mengundurkan diri, biar Aceh diurus oleh orang lain yang lebih serius memperhatikan kebutuhan dan keselamatan rakyat Aceh secara umum dan juga termasuk tenaga medis di dalamnya,” tutup Lukman.
Sementara Humas RSUZA Banda Aceh Rahmady saat di minta tanggapan terkait sororan Frontal Aceh mengatakan yang di pahami sampai saat ini belum ada pemotongan seperti yang disebutkan tersebut.
“Kalaupun kedepannya ada rasionalisasi itu sudah dipikirkan secara matang oleh direksi rumah sakit,” jawabnya singkat.
Reporter : Masri
Editor : Amin
Publisher : Ela