Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPendidikanRegional

Tren Kasus DBD Di Kota Probolinggo Meningkat, 3 Pasien Meninggal

Avatar of admin
×

Tren Kasus DBD Di Kota Probolinggo Meningkat, 3 Pasien Meninggal

Sebarkan artikel ini
IMG 20220512 150148
Foto : Ilustrasi Nyamuk DBD

PROBOLINGGO, Kamis (12/5/2022) suaraindonesia-news.com – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo terus meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) setempat, sejak Januari hingga Mei (10/5) tercatat sebanyak 161 orang terinfeksi virus dengue dengan 3 kasus pasien meninggal.

“Dibandingkan tahun kemarin berarti bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2021 dengan Januari sampai Mei 2022 ini, ada kenaikan sekitar 33 persen, itu akumulasi,” sebut Plt Kepala Dinkes P2KB dr NH Hidayati, Kamis (12/5/22).

Terkait dengan naiknya kasus DBD ini, menurut dr NH Hidayati, perubahan cuaca menjadi salah satu pendorong berkembangnya populasi sarang nyamuk pembawa virus DBD.

“Masih ada musim hujan, masih ada kemarau, sebenarnya tipe cuaca yang seperti ini yang menimbulkan penyebaran populasi nyamuk, khususnya DBD, malah lebih meningkatkan perkembangan nyamuk itu sendiri,” kata dr Ida, sapaan akrab dr NH Hidayati ini.

Sebagai langkah pencegahan wabah DBD ini, Dinkes P2KB Kota Probolinggo telah mengeluarkan Surat Edaran tanggal 1 Desember 2021 Tentang Kewaspadaan Demam Berdarah Dengue yang berisi imbauan untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus, yakni Menguras, Menutup tempat penampungan air dan Mendaur ulang barang bekas serta aktivitas lainnya yang dapat mencegah gigitan nyamuk dan berkembangnya jentik-jentik nyamuk.

Baca Juga :  Serahkan Sertifikat Konsolidasi Tanah, Menteri AHY: Pemerintah Hadir bagi Warga Terdampak Bencana Likuefaksi Palu

Kemudian menerapkan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik), yakni setiap rumah harus ada 1 orang yang bertugas secara rutin memantau tempat penampungan air agar jentik tidak sampai berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Selain itu juga sosialisasi kewaspadaan DBD secara meluas telah dilakukan oleh Dinkes P2KB, baik melalui media massa, siaran keliling hingga ke pengajian warga. Serta pemberian abate secara gratis melalui kader posyandu dan puskesmas.

Untuk pencegahan kedepan, dr.Ida berpesan kepada masyarakat agar selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang jentik nyamuk.

“Yang pertama jangan menganggap remeh terhadap sakit yang biasa, segera berobat jika ada gejala demam lebih dari 2 hari, kemudian yang kedua untuk menjaga kebersihan lingkungan karena dari lingkunganlah muncul sarang nyamuk, ketiga pengaktifan 1 rumah 1 kader jumantik,” pesan dr. Ida.

Diketahui, hingga tanggal 10 Mei, Kanigaran menjadi kelurahan yang memiliki kasus DBD terbanyak yakni 64 kasus dan 1 kasus meninggal, selanjutnya Kelurahan Mayangan dengan 46 kasus, Kelurahan Kademangan 27 kasus dan 1 orang meninggal, Kelurahan Kedopok 15 kasus berikutnya Kelurahan Wonoasih 9 kasus dan 1 orang meninggal.

Baca Juga :  HUT ke-44, Tirta Kahuripan Ajak Masyarakat Jaga Kelestarian Air

Dari beberapa kejadian kasus pasien DBD meninggal, menurut dr Ida hal tersebut diawali dari kurangnya kewaspadaan dari pasien maupun keluarga pasien.

“Masyarakat sendiri dari pribadinya itu tidak boleh lengah terhadap segala sesuatu atau tidak boleh dianggap remeh ya, sekecil apapun sakit itu kita tetap harus waspada,” katanya.

Sementara itu, ditemui saat mengisi talkshow di Radio Suara Kota, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes P2KB dr. Lusi Tri Wahyuli menambahkan bahwa aktifitas fogging atau pengasapan insektisida bukanlah solusi untuk mencegah DBD.

Menurutnya fogging itu sebenarnya bukan suatu upaya pencegahan, tapi sebagai pengendalian pada indikasi khusus, tidak menjadi suatu hal yang diutamakan untuk dilakukan karena risiko kesehatan cukup tinggi, karena itu insektisida racun serangga.

“Selain itu terlalu sering fogging juga membuat resistensi terhadap nyamuk yang mengakibatkan nyamuk semakin kuat dan kebal,” kata dr. Lusi Tri Wahyuli.

Reporter : S.Widjanarko
Editor : Redaksi
Publisher : Ipul