Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaPemerintahanRegional

TPA Sampah Hampir Penuh, Sampang Butuh Pembelian Alat Pengolah Sampah RDF

Avatar of admin
×

TPA Sampah Hampir Penuh, Sampang Butuh Pembelian Alat Pengolah Sampah RDF

Sebarkan artikel ini
IMG 20250709 161616
FOTO : Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Desa Gunung Maddah Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, diperkirakan 2 tahun lagi penuh. (FT/Nor/SI)

SAMPANG, Rabu (9/7) suaraindonesia-news.com – Tempat Pemrosesan Akhir atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Desa Gunung Maddah Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, diperkirakan 2 tahun lagi sudah penuh. Sehingga, dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. Karena setiap hari ada 15 ton sampah di buang ke TPA.

Persoalan hampir penuhnya TPA sampah tu, diungkapkan Kadis DLH Perkim A. Faisol Ansori melalui Kabid Kebersihan dan Persampahan Aulia Arief. Menurutnya, permasalahan sampah ini perlu perhatian dan penanganan yang serius. Karena diperkirakan 2 tahun lagi, TPA sampah yang ada di Desa Gunung Maddah akan penuh.

“Perkiraan 2 tahun lagi TPA sampah di Desa Gunung Maddah akan penuh. Untuk itu, diperlukan solusi pengadaan atau pembelian lahan TPA baru seluas 5 hektar dan pembangunan infrastruktur penunjangnya,” kata Kabid Kebersihan dan Persampahan DLH Perkim, Aulia Arief.

Dikatakannya, jika melakukan pengadaan lahan baru TPA sampah seluas 5 hektar dan membangun insfratuktur penunjangnya, membutuhkan anggaran cukup besar. Ada solusi terbaik yaitu, pembelian alat Refuse Derivet Fuel (RDF) untuk pengolahan sampah menjadi arang briket.

“Manfaat arang briket ini untuk bahan bakar dari sampah dan dijual pada perusahaan yang membutuhkan. Jalur pemasarannya sudah ada. Dan anggaran pembelian alat pengolahan sampah RDF hanya Rp 800 juta, seperti yang ada di Kabupaten Bangkalan,” ungkapnya.

“Terkait persoalan hampir penuhnya TPA sampah yang ada di Desa Gunung Maddah dan solusi terbaik untuk mengatasinya dengan membeli alat pengolah sampah RDF, itu sudah disampaikan dan diusulkan 2 tahun yang lalu saat pembahasan anggaran di DPRD Sampang. Tapi sampai saat ini tidak terealisasi karena terbentur anggaran,” imbuhnya.

Aulia Arief menegaskan, pembelian alat tekhnologi pengolah sampah seperti RDF sangat penting, karena harganya murah dan dapat mengatasi persoalan sampah yang setiap hari ada 15 ton sampah.

Baca Juga :  Jelang Lebaran, Kadin Sumenep Pastikan Stok Bahan Pokok Aman

Terakhir ia menyampaikan, sampah ini permasalahan bersama jadi menjadi tanggung jawab bersama sesuai peran masing-masing. Diharapkan, masyarakat dalam mengkonsumsi makanan seperlunya saja dan jangan menghasilkan sampah. Artinya, masyarakat jika membeli makanan membawa tempat sendiri yang bisa dipakai berkali-kali.

“Keuntungan jika membawa tempat makan sendiri makanan lebih higienis dan sehat. Sehingga sampah bisa berkurang. Itu solusi jika tidak cukup anggaran untuk membeli alat pengolah sampah RDF,” pungkasnya.