PROBOLINGGO, Minggu (14/3/2021) suaraindonesia-news.com – Tim Penggerak Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Probolinggo salurkan ratusan paket sembako dan ratusan paket makanan tambahan anak-anak (susu dan biskuit), pampers anak-anak, serta ratusan alat-alat kebersihan kepada warga korban banjir di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/3/21) siang.
Ketua TP PKK Kota Probolinggo, Aminah Hadi Zainal Abidin, mengatakan bantuan tersebut adalah sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan, kepedulian kepada masyarakat korban banjir.
“Dalam kegiatan kemanusiaan ini, PKK Kota Probolinggo mulai dari Kota, Kecamatan dan Kelurahan menyisihkan rezekinya untuk membantu masyarakat terdampak banjir di wilayah Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo yang terjadi pada tanggal 10 Maret 2021 lalu. Dan ini merupakan kegiatan kemanusian yang kedua kalinya dilakukan oleh PKK Kota Probolinggo. Pertama melakukan kegiatan kemanusiaan korban banjir bandang di Kabupaten Bondowoso,” ujarnya.
Ia sebutkan, untuk kegiatan kemanusiaan bagi warga terdampak korban banjir di Kecamatan Dringu kali ini PKK Kota Probolinggo salurkan 600 paket sembako, 450 paket makanan tambahan anak-anak (susu dan biskuit), pampers, dan ratusan alat-alat kebersihan.
“Kegiatan kemanusiaan ini untuk membantu meringankan beban mereka yang terdampak banjir,” imbuh Aminah Hadi Zainal Abidin.
Akibat banjir tersebut Masyarakat minta Pemerintah segera bangun tanggul sungai yang ambrol.
Seperti yang disampaikan Ika (30) masyarakat Desa Kedunggaleng, Kecamatan Dringu yang wilayahnya terendam banjir hingga 1,5 meter untuk antisipasi terulangnya banjir lagi meminta agar pemerintah segera membangun tanggu yang jebol.
“Kami berharap pemerintah segera bisa menemukan soslusi terbaik agar banjir tidak terulang kembali. Sebagai warga kami berharap plensengan sungai yang jebol segera dibangun kembali. Atau sekaliyab dibangun tanggul, karena tanggulnya hanya ada diselatan saja, sedang yang utara sini belum ada tanggul sama sekali,” harap Ika.
Dilokasi yang sama, Wiwit Agus Pribadi (50), warga Desa Kedungdalem yang rumahnya juga terendam air akibat banjir itu mengatakan, hingga hari ini (Minggu 14 Maret 2021) bantuan dari pemerintah setempat belum ada.
“Sampai hari ini bantuan dari pemerintah untuk warga terdampak banjir di Desa Kedungdalem RW.01 dan RW.02 ini hampir belum tersentuh. Ya tersentuh namun tidak seperti di Desa Dringu. Ya kami berharap bantuan itu merata tidak hanya di Desa Dringu saja. Padahal Desa Kedungdalem juga parah. Bahkan paling parah terdampak disini, karena tinggi air kemarin dijalan mencapai 1,5 meter, didalam rumah saya mencapai 60 cm,” jelasnya.
Wiwit katakan, sementara ini bantuan mengalir ke warga dari komunitas, dan dari pemerintah sendiri belum ada.
“Kalau bantuan pemerintah untuk pengerukan lumpur di jalan kemarin sudah dilakukan dengan bolduser. Tapi untuk pengerukan jalannya air (gorong-gorong) belum,” terangnya.
Ia juga sebutkan, akibat banjir pada 10 Maret 2021 itu ada satu warga Desa Kedungdalem meninggal karena kedinginan.
“Akibat banjir ini warga Desa Kedungdalem RT 02/RW 01 ada satu orang yang meninggal dunia. Korban beranama Nurhayati (35), ibu dua anak masih balita. Dia meninggal karena kedinginan menahan lajunya banjir dipintu rumahnya,” tandas Wiwit.
Sementara itu Plt Kepala Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utoma menyampaikan, ada 5000 jiwa lebih di 4 Desa di wilayah Kecamatan Dringu menjadi korban banjir. Yaitu Desa Dringu, Desa Kedungdalem, Desa Kalirejo dan Desa Tegalrejo.
Dikatakannya, diantara 4 kali banjir yang terjadi pada tanggal 27 -28 Februari, tanggal 8 Maret, tanggal 10 Maret 2021 kemarin, semua berpendapat bahwa banjir yang terjadi pada 10 Maret yang paling luar biasa dahsyatnya.
Secara umum, kata Tutug Edi Utomo, masyarakat terdampak banjir dibagi dua. Pertama adalah yang ada di pengungsian. Yang di pengungsian ini sudah mendapat penanganan medis. Mereka sedang pemulihan. Kemudian yang ke dua, masyarakat yang ada dirumah tetap beraktifitas bersih-bersih rumah dan bersih-bersih lumpur.
Menurut Tutug, saat ini yang dibutuhkan warga korban banjir, kalau makanan dab minuman sudah mendapat asupan dari berbagai pihak.
“Untuk anak-anak dan balita yang perlu mendapat perhatian bersama (seperti pampers, pakain bayi, susu dll),” kata Tutug.
Untuk antisipasi kedepan, Tutug katakan, sesuai hasil kunjungan Ibu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Endar Parawansa kemarin, ada dua hal yang di ikhtiarkan bersama.
Pertama; Laskar (Pasukan) jogo kali. Artinya kata Tutug, ayo bersama-sama menjaga sungai agar bersih, dan masyarakat dihimbau untuk tidak membuang sampah di sungai.
Kedua; segera dilakukan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten agar infrastruktur sungai yang jebol atau rusak dan sebagainya segera bisa diatasi bersama-sama baik secara kedaruratan maupun recofery, pungkas mantan Kadis Kominfo Kabupaten Probolinggo ini.
Reporter : Singgih Widjanarko
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful