PAMEKASAN, Selasa (21/2/2018) suaraindonesia-news.com – Puluhan pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Nak Potonah Buje mendatangi kantor DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terkait penolakan adanya garam impor yang dilakukan oleh pemerintah. Selasa (21/01).
Mereka menuntut wakil rakyat untuk menolak garam impor masuk ke Pamekasan, karena Madura merupakan penyumbang garam nasional terbesar selama ini.
Menurutnya, produksi garam rakyat di tahun 2017 mencapai 436 ribu ton lebih dan garam Madura telah mengalir sampai keseluruh penjuru Nusantara.
“Sampai saat ini, masih banyak garam rakyat yang masih belum tersalurkan, masih ada 60 ribu ton. Namun mengapa pemerintah harus mengimpor,” kata Moh Mukti selaku korlap aksi.
Selama ini, meningkatnya jumlah produksi garam rakyat di Madura khususnya Pamekasan, memang tidak lepas dari binaan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla).
Baca Juga: Salah Satu Ruang di RSU Mohammad Noer Ambruk, Ini Penyebabnya
Aksi yang dilakukan nak potonah buje tersebut, selain minta DPRD Pamekasan menolak impor garam, ada beberapa tuntutan lainnya diantaranya : Meminta DPRD Jatim harus tetap konsisten menolak garam impor, mengusut tuntas praktek begal garam, memanggil perusahaan importir, dan musnahkan garam impor serta regulasi impor agar dikembalikan seperti semula.
Namun dalam aksinya, para pendemo tidak membuahkan hasil, pasalnya para anggota dewan masih dalam masa reses, sehingga massa hanya ditemui Sekretaris dewan.
Rencananya para pendemo akan kembali lagi dalam waktu beberapa hari kedepan, untuk meminta dukungan kepada para wak rakyat.
Sementara itu aksi tersebut berjalan lancar dan damai berkat penjagaan ketat aparat keamanan dari Polres Pamekasan.
Reporter : May-Ita-Sof
Editor : Amin
Publisher : Tolak Imam
