Reporter: Iran G Hasibuan
Bogor, Sabtu 8/10/2016 (suaraindonesia-news.com) – Pokja Wartawan Kota Bogor lakukan pelatihan peningkatan profesionalisme wartawan di era globalisasi yang bertempat di aula SMKN 1 Kota Bogor, sabtu (8/10/2016).
Hadir dalam latihan jurnalis tersebut Sekdakot bogor H. Ade syarif hidayat, Kadisdik Kota Bogor H. Edgar Suratman, komunitas guru-guru se- kota bogor, anggota DPRD Kota Bogor Idris, narasumber dan Ketua pokja wartawan Kota Bogor H. Ahyar Matondang,Sip serta seluruh anggota Pokja Wartawan.
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini agar para jurnalis memahami kode etik jurnalis dan para pejabat kota bogor juga mengerti apa tujuan dari jurnalis.
Seperti kita ketahui bahwa Wartawan memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers, yakni kebebasan mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. UU No. 40/1999 tentang Pers menyebutkan, kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran (Pasal 4 ayat 1 dan 2). Pihak yang mencoba menghalangi kemerdekaan pers dapat dipidana penjara maksimal dua tahun atau dena maksimal Rp 500 juta (Pasal 18 ayat 1).
Meskipun demikian, kebebasan di sini dibatasi dengan kewajiban menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah (Pasal 5 ayat 1).
Sekdakot bogor Ade Syarif Hidayat dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pokja Wartawan Kota Bogor. Menurutnya,keberadaan pokja wartawan kota bogor sudah lama diakui dikota bogor baik itu melalui kritikannya maupun masukan-masukannya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, H. Edgar Suratman dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan adalah bagaikan ibu kandung dari kehidupan, karena tanpa ada pendidikan seorang jurnalis juga tidak akan bisa seperti sekarang ini.
Oleh karena itu, dirinya berharap, para kepala sekolah tidak usah alergi terhadap wartawan.
“Karena ketika wartawan datang untuk konfirmasi, itu adalah bahagian dari tugas wartawan ujarnya. Dirinya berharap, wartawan yang bertugas sebagai kontrol, jangan hanya melihat pendidikan itu hanya dari sudut pandang negatifnya, tapi butuh keseimbangan nuntuk mempublikasikan dari sudut positifnya,” terang Edgar.
