Reporter : Jar
SUMENEP, Minggu (26/2/2017) suaraindonesia-news.com – Penyebaran bingkisan yang berisi atribut Kristen ke Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dilakukan oleh Yayasan Sejahtera Bangsa Mulia (YSBM) terus mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan. Bahkan Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur Herman Dali Kusuma juga angkat bicara dalam kasus tersebut.
Ia menilai, surat ijin yang dikeluarkan tidak ada yang salah, sebab Dewan Harian Cabang (DHC) 45 yang bekerjasama dengan Yayasan Sejahtera Bangsa Mulia (YSBM) meminta ijin untuk memberikan sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Wasbang). Akan tetapi dalam perjalanannya ternyata DHC 45 dan YSBM menyalahgunakan surat ijin tersebut dengan membagikan bingkisan yang berisi atribut umat Kristiani.
Menurutnya, hal ini terjadi, disebabkan kurangnya pengawasan dari Dinas Pendidikan Sumenep terhadap kegiatan yang dilakukan oleh DHC 45 dan YSBM.
“Seharusnya ada pengawasan dalam kegiatan tersebut, bukan hanya mengeluarkan surat ijin saja, kemudian seleai. Akibatnya ya seperti ini, para siswa SD dan SMP yang beragama Islam ini diberi ajaran agama lain,” ujar Ketua DPRD Sumenep, Herman Dali Kusuma, Minggu (26/2/2017).
Herman berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi Dinas Pendidikan agar kedepan tidak asal mengeluarkan surat ijin terhadap lembaga yang ingin melakukan kegiatan ke Sekolah-sekolah. Sehingga hal serupa tidak lagi terjadi, dan Kepala Dinas Pendidikan Sumenep segera berbenah dalam bekerja.
Seperti diberitakan, kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan oleh DHC 45 Sumenep bersama yayasan SBM di sejumlah sekolah mendapat kecaman dari masyarakat muslim Sumenep dan meminta aparat kepolisian menarik semua bingkisan yang telah disebarkan.. Pasalnya, bingkisan gratis yang diberikan pada siswa ternyata berisi atribut kristen dan meresahkan wali murid.