Reporter: Nazli Md.
ABDYA ACEH, Selasa (21/3/2017) suaraindonesia-news.com – DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), berencana akan melakukan pemanggilan sejumlah ketua Kelompok Tani (Koptan) penerima bantuan bibit Kopi Robusta tahun anggaran 2016. Pemanggilan tersebut dilakukan karena pihak anggota dewan mendapati ribuan bibit kopi bantuan tersebut belum juga ditanam.
Anggota yang juga Ketua Komisi B DPRK Abdya, Dedi Suherman kepada suaraindonesia-news.com via saluran selulernya mengatakan, pihaknya dalam peninjauan langsung di beberapa lokasi, menemukan ribuan bibit Kopi Robusta bantuan Pemkab setempat melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan 2016 yang masih belum ditanam oleh kelompok tani penerima bantuan itu.
“Di beberapa lokasi terpisah seperti di Gampong Mataie, Babah Lhung dan Gampong Panton Raya Kecamatan Blang Pidie dan tangan-Tangan cut kecamatan setia dan Desa adan masih ada ribuan bibit belum ditanam,” kata politisi PAN Dedi Suherman.
Menurutnya, peninjauan yang dilakukan pada Senin (20/3/2017) kemarin itu untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami warga penerima bantuan sehingga bibit-bibit tersebut belum ditanam dan bukan ingin mencari kesalahan.
Lantaran kemarin tidak bisa bertemu, lanjut Dedi, pihaknya hari ini berinisiatif memanggil semua ketua kelompok penerima bibit untuk membahas hal tersebut.
“Hari ini kita jadwalkan bertemu dengan ketua kelompok tani untuk membahas hal ini di ruang rapat DPRK,” terangnya.
Selain memanggil ketua Koptan, Dedi juga menegaskan memanggil dinas terkait. Sehingga, permasalahan yang ada di lapangan dapat dicarikan solusinya.
“Hal ini tidak boleh terus berlanjut karena jika dibiarkan maka bibit-bibit itu akan mati dan tentunya merugikan uang rakyat,” tegasnya.
Untuk diketahui, ribuan bibit Kopi Robusta bantuan untuk 14 kelompok tani (293 KK) di Kabupaten Abdya tahun 2016 tak ditanam. Selain tidak ditanam, bibit kopi itu sudah beralih tangan karena diduga tidak dimanfaatkan kelompok tani penerima.
Hal itu didapatkan setelah sejumlah anggota DPRK Abdya di antaranya, Ketua Komis A,DediSuherman, Khairuddin dan Iskandar yang keduanya merupakan anggota DPRK setempat melakukan peninjauan terkait informasi yang mengatakan banyak bibit kopi bantuan pemerintah belum ditanam.

