Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita

Target Pendapatan BPHTB Meningkat, Pemkot Bogor Gelar Rakor Dengan BPN dan PPAT

Avatar of admin
×

Target Pendapatan BPHTB Meningkat, Pemkot Bogor Gelar Rakor Dengan BPN dan PPAT

Sebarkan artikel ini
IMG 20210329 204658
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim (tengah).

KOTA BOGOR, Senin (29/03/2021) suraindonesia-news.com – Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menambah jumlah target pendapatan daerah. Terutama yang berasal dari potensi Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp 165 Miliar.

Seperti yang diketahui, tahun lalu kondisi pandemi memaksa pendapatan turun drastis.

Maka dari itu, Pemkot Bogor melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bogor dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), di Hotel Onih, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (29/03/2021).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menyampaikan bahwa Pemkot Bogor saat ini sedang menyempurnakan tata kelola pemerintahan. Tentu dengan pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi.

Disamping itu, Dedie menegaskan bahwa anggaran pemerintah daerah sebagian diantaranya dihasilkan lewat BPHTB. Maka dari itu, unsur yang berkaitan ini bisa mendukung langkah – langkah yang dilakukan oleh pemerintah.

“Anggaran pemerintah salah satunya diperoleh dari kerja – kerja para notaris atau PPAT dan lainnya. Sehingga kami bisa melangsungkan kegiatan pembangunan kedepan,” ungkap Dedie sebelum membuka rakor.

Baca Juga :  Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat, Pemkab Pamekasan Terus Dorong Program Desa Tematik

Dedie menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 merebak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor tahun sebelumnya target sekitar Rp 2,7 Triliun. Sehingga ada beberapa koreksi cukup signifikan saat pandemi mulai masuk.

“Tahun 2020 kita ada refocusing dan sebagainya. Tetapi, Alhamdulillah dari PBB-P2 dan BPHTB menggeser pendapatan utama Kota Bogor, hampir 50 persen. Dari biasanya sektor jasa, perhotelan, kuliner menjadi pendapatan pertama Kota Bogor,” ungkapnya.

Kota Bogor, kata Dedie dari segi pembangunan memang harus sedikit berbeda. Utamanya untuk mengakselerasi pembangunan, dengan anggaran yang cukup tinggi. Oleh karena itu, ke depan Pemkot Bogor masih mengharapkan kontribusi dari koordinasi antara PPAT, BPN maupun Bapenda Kota Bogor.

Belum lagi, masih kata Dedie, pekerjaan rumah di Kota Bogor masih cukup banyak. Salah satunya dari program infrastruktur dan proyek – proyek strategis nasional yang dikerjakan di Kota Bogor.

Seperti pembangunan LRT Cibubur-Cimanggis-Bogor dan pembangunan rel ganda (double track) Bogor-Cianjur-Sukabumi-Padalarang-Yogyakarta.

Baca Juga :  Ketua PN Blangpidie Lantik Dua Pimpinan Definitif DPRK Abdya

“Sehingga ini akan membantu berkembangnya wilayah, menjadi potensi pengembangan bisnis dan usaha di Kota Bogor,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana menambahkan, salah satu pendapatan yang paling utama untuk pajak daerah Kota Bogor di era pandemi Covid-19 ini adalah pendapatan dari BPHTB.

“Tahun ini kami ditargetkan sebesar Rp 165 Miliar, lebih besar dari tahun yang lalu. Dan Alhamdulillah tahun yang lalu juga bisa melampaui target yang ditentukan, setelah adanya refocusing dari target itu sendiri,” ungkapnya.

Tiap tahunnya, aku Deni, Pemkot Bogor secara terus menerus meningkatkan pembangunan baik secara fisik maupun pembangunan manusia yang ada di Kota Bogor. Sebagaimana yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Beban dan tanggung jawab kami di Bapenda dalam rangka mengamankan target penerimaan tersebut tentunya tidak bisa berjalan sendiri. Tanpa ada sinergi dengan pihak-pihak yang memang terkait dengan pengelolaan BPHTB,” tutupnya.

Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful