Tangkal Berita HOAX, Kapolres Kunjungi Sejumlah Pesantren

oleh -150 views

Lumajang, Senin (26/11/2018) suaraindonesia-news.com – Taukah cerita tentang Perang Dunia ke II? Apakah ada yang tahu jika awal mula terjadinya Perang Dunia ke II adalah adanya hoax yang mengatakan bahwa Polandia dalam waktu dekat akan menyerang Jerman, sehingga Jerman yang dikuasai NAZI pimpinan Adolf Hitler menyerang Polandia hingga pecahlah perang paling banyak memakan korban jiwa di era modern ini.

Seperti itulah bahaya hoax, jika tidak bisa dikendalikan ataupun tidak mampu diberantas oleh pemerintah. Apalagi dengan semakin dekatnya pemilu Presiden 2019 mendatang.

Hal ini disampaikan Kapolres Lumajang, AKBP DR Muhamad Arsal Sahban SH SIK MM MH, yang menurutnya semakin banyak berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Berita yang dibuat oleh salah satu kubu untuk menjatuhkan kubu lawan.

“Berita bohong atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘hoax’ adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya oleh seseorang ataupun kelompok untuk membuat suatu opini tertentu sehingga mampu menguntungkan diri sendiri maupun kelompoknya,” kata Kapolres yang belum genap sebulan menjabat ini.

Beberapa waktu yang lalu, AKBP Arsal, memberikan pemahaman kepada banyak santri di berbagai pondok pesantren di wilayah Lumajang.

“Ini saya lakukan bukan tanpa alasan, hal ini untuk mengantisipasi adanya hoax yang menyebar luas di masyarakat,” ujarnya saat dikonfirmasi disela tugasnya sebagai Kapolres Lumajang.

Sebagai institusi penegak hukum milik pemerintah Indonesia, Polri memang menjadi palang pintu pertama yang harus melenyapkan berbagai macam hoax baik yang berada di dunia nyata maupun yang ada di dunia maya.

“Sekarang dengan kemajuan zaman, berbagai elemen masyarakat bisa mendapatkan berbagai berita dengan sangat mudah. Namun perlu diingat, berita yang kita terima harus benar adanya dan memiliki fakta konkret. Jangan asal bagikan berita yamg kita terima, saring dulu sebelum di share,” tutup lulusan Akpol 1998 ini.

Hal yang sama juga disampaikan Presiden RI, Joko Widodo, di sejumlah media massa nasional, salah satunya detik.com, bahwa dirinya dikatakan sebagai PKI, meminta penegak hukum untuk mengusut tuntas berita-berita HOAX menyangkut dirinya.

Presiden Joko Widodo berbicara keras tentang penyebaran hoax, termasuk yang menimpa dirinya.

Jokowi berbicara tentang isu PKI yang kerap menyerang dirinya dan bahkan beliau mengatakan sampai ingin mencari dan menabok penyebar isu hoax yang dimaksud.

Karena isu hoax sudah bisa memecah bangsa. Telah mengakibatkan orang sebagian percaya bahwa tuduhan semisal PKI, anti-Islam, antek asing, seolah menjadi sesuatu yang benar. Ini merugikan Presiden Joko Widodo.

Sebab berita hoax bisa berakibat buruk bagi kehidupan sosial kita, persatuan kita, merusak akhlak bangsa. Karena hoax sangat berbahaya, nah sekarang Presiden wajib tegas.

Jokowi kembali menceritakan soal dirinya yang sering dituduh sebagai PKI. Ia pun menunjukkan kegeramannya kepada penyebar isu bohong tersebut.

“Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. La kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul,” ujar Jokowi.

“Sudah 4 tahun diginiin. Ya Allah, sabar, sabar, tapi saya sudah bicara karena ada 6 persen yang percaya berita ini. Enam persen itu 9 juta (penduduk) lebih lo. La kok percaya?” pungkasnya.

Reporter : Fuad
Editor : Amin
Publiser : Imam

Tinggalkan Balasan