SUMENEP, Senin (03/09/2018) suaraindonesia-news.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur gelontorkan anggaran Rp 87 juta untuk penanganan kekeringan.
Dana tersebut, dialokasikan untuk distribusi air bersih ke sejumlah daerah yang dilanda kekurangan air, pada kemarau panjang tahun ini.
Kepala BPBD Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengatakan bahwa anggaran tersebut telah digunakan dengan sebaik mungkin oleh pihaknya.
Walau begitu, ia tidak memungkiri, kalau dana Rp 87 juta untuk penanganan kekeringan tersebut habis dalam kurun waktu tiga bulan, dan sejatinya masih kurang.
“Anggaran Rp 87 juta itu telah dihabiskan selama 3 bulan. Itu terhitunh sejak bulan Juni, Juli sampai Agustus,” katanya, Senin 3 September 2018.
Ditambah, lanjut Rahman, untuk tahun ini, di luar dugaan, lantaran keseluruhan daerah yang terdampak kekeringan mengajukan dropping air bersih.
Tak ada pilihan lain, pihaknya pun akhirnya memberi pasokan air, meski diakui tidak bisa mencukupi kebutuhan seluruhnya.
Menurutnya, jika pada September ini kekeringan masih melanda, dan permintaan air bersih dari masyarakat terdampak juga masih ada, maka pihaknya akan mengajukan penambahan anggaran.
“Jika pada bulan September ini memang ada pengajuan permintaan air bersih lagi dari masyarakat, maka kami akan verifikasi sejauh mana kelayakannya. Setelah itu kami ajukan lagi penambahan (anggarannya),” tukasnya.
Seperti diketahui, sebanyak 27 desa di Kabupaten Sumenep terdampak kekeringan, 10 di antaranya termasuk kategori kekeringan kritis. Selebihnya kering langka.
Sejak beberapa waktu lalu, suplai air bersih yang dilakukan BPBD rutin tiap hari sesuai kebutuhan masyarakat. Beberapa desa paling banyak mengajukan permintaan bantuan air bersih ialah Montorna, Prancak, dan Lebbeng Barat di Kecamatan Pasongsongan.
Reporter : Syaiful
Editor : Amin
Publisher : Imam













