Takut Berdampak Sumur Surut, Warga Tolak Pengeboran Sumber Air PDAM - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita

Takut Berdampak Sumur Surut, Warga Tolak Pengeboran Sumber Air PDAM

×

Takut Berdampak Sumur Surut, Warga Tolak Pengeboran Sumber Air PDAM

Sebarkan artikel ini
IMG 20210122 154221
Foto : Kantor PDAM Trunojoyo Sampang yang mendapat penolakan warga saat melakukan pengeboran sumber airnya di wilayah Jalan Mutiara Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Sampang. Warga sekitar pengeboean takut berdampak pada menyusutnya air sumur mereka. (Foto: Nora/SI).

SAMPANG, Jumat (22/1/2021) suaraindonesia-news.com – Didasari rasa ketakutan akan berdampak menurunnya air sumur, warga menolak pengeboran sumber air milik Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), di Jalan Mutiara Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

“Kami menolak pengeboran sumber air milik PDAM Sampang di Jalan Mutiara Kelurahan Banyuanyar, sebab kami takut berdampak terjadinya penurunan air sumur milik warga yang berada disekitar pengeboran,” kata warga setempat yang enggan namanya dikorankan.

Ditegaskannya, pengeboran sumber air milik PDAM Sampang ini jangan dilanjutkan. Karena warga sekitar tetap akan menolak. Menurutnya, kehidupan warga selama ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih mudah dan normal memanfaatkan sumur, jadi jangan dirusak dengan adanya pengeboran sumber air PDAM, yang bakal berimbas terjadinya penurunan pada air sumur milik warga.

Baca Juga :  KPU Lebak Kunjungan Kerja ke KPU Buleleng, Ini Hasilnya

Karena mendapat penolakan dari warga, program yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Kota Sampang tersebut, harus menunggu hasil putusan dari pemangku jabatan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang.

Direktur Utama PDAM Trunojoyo Sampang Dani Darmawan mengatakan, bahwa kondisi tersebut menjadi salah satu upayanya untuk mencari jalan keluar, sehingga program pemenuhan kebutuhan air bersih di perkotaan dapat teratasi.

Baca Juga :  Bupati Aceh Timur Resmikan Rumah Bantuan YBM PLN

“Ini menjadi tanggungjawab perusahaan, kami juga sudah melakukan pendekatan persuasif terhadap masyarakat dan pihak terkait lainnya,” jelasya.

Dikatakannya, persoalan tersebut soal perencanaan tehnis yang dilakukan, padahal, pengeboran tersebut memiliki debit air cukup tinggi hingga mencapai 10 liter per detik, sehingga jika pengeboran itu selesai dan dioperasikan akan membantu sumber bor lainnya.

“Lokasi itu sangat berpotensi, kami berharap bisa dilanjutkan dan mudah-mudahan ada solusi dan titik temu,” tambahnya.

Reporter : Nora
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful