Tak Sesuai RAB, Anggaran Pembangunan Tembok Penahan Tanah Jalan Desa Kompa Diduga Diselewengkan

oleh -976 views

SUKABUMI, Selasa (10/3/2020) suaraindonesia-news.com – Pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) Jalan yang memakai anggaran dana desa (DD) tahap III, tepatnya di Kp. Kompa Rt.13/ Rw.04 Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, ramai diperbincangkan warga setempat, pasalnya pekerjaan diduga dikerjakan tidak sesuai dan terkesan asal jadi demi keuntungan semata.

Pekerjaan TPT Jalan tersebut sesuai papan proyek diketahui dengan panjang 105 m x 0,25 x 1 m dengan anggaran yang tercantum di papan informasi sebesar Rp. 51.068.000.

Menurut informasi, realisasi anggaran hanya sebesar Rp. 31.680.000,- dari Rp. 51.068.000,- karena alasan di potong Rp.20.000.000,- untuk Pph oleh Pemerintah Desa Kompa.

Menurut H. Ibrohim (48) selaku ketua Rt menceritakan, karena dirinya merasa penasaran ia mencoba menanyakan langsung ke Pemerintah Desa (Pemdes) terkait pekerjaan TPT jalan tersebut karna belum di rabat.

“Informasi yang di dapat dari pihak Desa ada potongan pph Rp. 20 juta untuk kegiatan Pembangunan TPT jalan katanya,” ujar Ibrohim menceritakan hasil pertemuannya dengan pihak Desa.

Yang menjadi pertanyaan kita kata Ibrohim adalah dari anggaran sebesar Rp. 31.068.000 dari Pemdes Kompa, yang terealisasi menurut hitungan tenaga ahli (Pekerja) yang ikut langsung dalam kegiatan, Pekerjaan TPT Jalan tersebut panjang 105 m x 0,25 m x 1 m dikalkulasi hanya menghabiskan anggaran sebesar Rp.19.710.000, sisanya kemana (?).

“Belanja barang saja saya tidak pernah tahu apa-apa, apa lagi masyrakat. Jadi kesanya sembunyi sembunyi,” tutur Ibrohim.

Lanjut H. Ohim, ada penambahan setelah diditanyakan kepemdes yang tadinya mau tambah lagi 10 juta namun yang turun hanya 8 juta untuk rambtnya karna kalau tidak di rabat kata dia pasti licin mengingat musim hujan.

“Harusya dari awal anggaran untuk kegiatan tersebut diberikan ke wilayah pekerjaan tersebut, di kelola kelompok masyarakat agar lebih bisa menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan,” keluhnya.

“Karena masyarakat adalah penerima manfaat sudah pasti bisa menjamin TPT jalan tersebut lebih diutamakan dari kekuatan biar tidak asal jadi hasilnya,” imbuhnya saat di temui di warung soto miliknya. Selasa (4/2/2020).

Ditempat terpisah, kepala tukang (koordinator kegiatan, red) yang enggan namnya disebutkan mengatakan hal yang sama, bahwa ia pernah meminta Rencana Anggaran Biaya (RAB) ke Pemdes Kompa, karena merasa ditunjuk sebagai pelaksana kerja sekaligus jadi kepala tukang tentunya harus tahu lebih awal sebelum pengerjaan dimulai.

“Di RAB tersebut tentunya ada ukuran, gambar, estimasi, ada titik atau lokasi kegiatan ukuran yang mau dikerjakan, jadi tidak asal mengerjakan begitu saja, tapi pemdes tidak memberikanya malah tiba-tiba datang saja material ke lokasi kegiatan,” ucapnya.

Bahkan, ia mengaku bahwa sejak awal ia ditunjuk sebagai pelaksana dalam pekerjaan tersebut, namun kata dia faktanya ia mengikuti orang lain saat kegiatan.

“Bahkan saya yang tadinya kerja borongan jadi harian, sampai kerja lembur karna harus cepat selesai,” terangnya saat di konfirmasi di kediaman kerabat dekatnya.

Menanggapi hal ini, Yanti Yuliati, Kepala Desa Kompa menjelaskan, bahwa rencana dari pekerjaan ia mengaku tidak tahu, tapi kata dia semua pembelajaan sesuai RAB, bahkan kata dia sudah di monitoring dan dievaluasi (Monev) oleh tim Kecamatan bersama Pendamping Desa,

“Bahkan sudah dua kali turun ke lokasi dan tidak ditemukan ada masalah,” kata Yanti.

Hasilnya kata dia, dari Monev Kecamatan, pengerjaan itu sudah sesuai volume.

“Ini kan sudah berjalan karena kamarin ikut pemerintahan lama, biar jadi bahan evaluasi buat saya, kedepanya semua jadi pembelajaran buat saya saja,” tuturnya.

Adapun teknis kemarin yang tidak diterima masyarakat, pihaknya berjanji akan dirubah sedikit sedikit, untuk diganti dengan teknis dan sistem baru supaya bisa diterima masyarakat.

Reporter : Asep sopandi
Editor : Amin
Publisher : Ela

Tinggalkan Balasan