Reporter : Rusdi Hanafiah
Aceh Timur, suaraindonesia-news.com – M. Azhar (16) anak ke empat dari pasangan Alm. Abubakar Usman dan Sumarni, warga Dusun Tani Jaya, Gampong Birem Rayeuk, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, kurang lebih sudah 3 bulan hidup mengalami penderitaan dengan menahan sakit akibat batok kepalanya pecah setelah kejadian Laka Lantas beberapa bulan lalu, sampai sekarang hanya ditutupi dengan kulit kepala saja.
Menurut Sumarni, Azhar sudah pernah menjalani perawatan diwaktu awal pertama kejadian dengan biaya ditanggung oleh Jasa raharja, namun pada saat menjalani masa penyembuhan, Azhar bukannya sembuh malah mengalami inpeksi, sementara saya selaku ibunya tak kuasa lagi untuk melakukan pemeriksaan kembali terhadap inpeksi yang dialami Azhar, hal ini disebabkan kendala ekonomi keluarga tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan terhadap Azhar yang sudah yatim sekarang ini.
“Dokter yang menangani Azhar juga menyarankan untuk meringankan penyembuhan agar kami bisa membelikan obat anti denyut untuk Azhar (anak kandungnya) sejenis Capsule dengan nama “Zhang Zhow” (Pientze Huang) paling kurang tiga paket (Kotak) untuk tiga hari pemakaian, sedangkan harganya satu paket Rp.800.000,- untuk sehari minum,” Ungkap Sumarni Kepada Suara Indonesia-News.Com, dengan meneteskan air mata. Minggu (10/7/2016).
Namun, ia hanya mampu membeli satu paket saja mengingat tak memiliki biaya untuk penyembuhan anaknya. Sementara untuk membeli dua paket lagi sampai sekarang belum ada gambaran mau beli pakai uang dari mana.
“Azhar (anaknya) harus menjalani operasi memasang batok kepala dengan membutuhkan dana sebesar 35 juta lagi sesuai saran dari doktor,” ujarnya.
Karena batok kepala yang di operasi tidak ada untuk diganti dengan alat lapis sejenis tintanium (plat batok) yang juga membutuhkan uang banyak.
Peristiwa M. Azhar (16) adalah pelajar kelas satu sekolah SMK, ia merupakan anak yatim sejak kecil menggantungkan hidupnya bersama sang ibu dengan keseharian sejak Azhar sakit Sumarni yang dulunya bekerja mengambil upah mencetak batu bata, yakni sudah tidak bekerja lagi, untuk mengurusi Azhar dalam keadaan sakit, setelah kepalanya di operasi beberapa bulan tanpa memiliki batok kepala untuk di awasinya, agar terhindar dari bahaya benturan yang tidak diinginkannya.
Sumarni juga bukan tergolong orang yang berada hidup mereka masih belum mapan jadi bagaimana bisa memberi atau membantu anaknya untuk biaya operasi yang menurut dokter spesialis dari Medan menyatakan untuk biaya operasi dan pemasangan batok kepala yang terbuat dari tintanium harus dipesan dari Jerman itu memerlukan uang sedikitnya 35 juta rupiah, tapi Sumarni tidak mempunyai kesanggupan untuk itu.
Terkait hal ini, Azhar yang berstatus sebagai anak yatim serta keluarga lainnya sangat mengharapkan uluran tangan dan perhatian dari para dermawan dan juga kepada Pemerintah serta Instansi terkait di Kabupaten Aceh Timur supaya dapat membantu untuk penyembuhan dirinya.
“Saya masih ingin menggapai cita-cita layaknya remaja lain seumuran dengan saya, perjalanan masa depan saya masih memerlukan pendidikan sekolah dengan waktu masih panjang,” ” Ucap putra dari Sumarni yang hidupnya serba kekurangan ini.
Dikatakan Azhar, semoga Allah membuka hati para dermawan yang melimpah hartanya di aceh (donatur) semoga keluhan hidup saya ini dapat terbantu atas semua pertolongan mereka saya hanya bisa menyerahkan diri kepada Allah semata, ujar Azhar.
“Semoga penyakit yang saya derita ini bisa terbantu dari uluran tangan mereka, semua kebaikan manusia sebagai Ummad Muhammad, hanya Alla yang bisa memberikan Pahala kebaikannya itu, ” Ucap Azhar penuh harap dengan nada lirih saat ditemui suaraindonesia-news.com, bersama keluarganya.