SUMENEP, Kamis (06/03) suaraindonesia-news.com – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa efisiensi anggaran bukanlah kendala, melainkan tantangan yang harus disikapi dengan strategi yang lebih cerdas dan inovatif.
Di tengah keterbatasan anggaran, Pemkab Sumenep tetap berupaya mengoptimalkan program pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.
Menurut Bupati Fauzi, situasi tersebut, justru menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk bekerja lebih efektif, kreatif, dan solutif.
Ia mengajak seluruh jajarannya agar tidak menjadikan efisiensi anggaran sebagai hambatan, tetapi sebagai peluang untuk menemukan pendekatan yang lebih inovatif dalam mengelola kebijakan pembangunan.
“Teman-teman harus lebih bersemangat. Ini adalah tantangan yang menuntut kita berpikir lebih keras, bekerja lebih giat, dan lebih kreatif. Dengan efisiensi anggaran ini, kita tetap harus bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat, terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi,” ujar Bupati Fauzi.
Salah satu fokus utama Pemkab Sumenep adalah menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada 2024 mengalami penurunan dari 5,35% menjadi 3,95%.
Penurunan ini dipengaruhi oleh kontraksi di sektor minyak dan gas (migas) serta kendala di sektor pertanian.
“Laju pertumbuhan ekonomi kita terdampak oleh penurunan produksi migas dan transisi panjang di sektor pertanian. Meski harga tembakau naik hingga 100%, produksi padi dan ubi belum mencapai target yang diharapkan,” jelasnya.
Menghadapi tantangan tersebut, Pemkab Sumenep berkomitmen untuk kembali memperkuat sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian daerah pada 2025.
Bupati Fauzi juga menekankan bahwa penurunan di sektor ini bukan dipicu oleh faktor politik seperti Pilkada, melainkan akibat perubahan pola tanam dan kondisi cuaca yang kurang mendukung.
“Tahun lalu, banyak petani memilih menanam tembakau dua kali karena harga jual yang tinggi. Namun, hal ini berdampak pada produksi padi yang tidak optimal. Ke depan, kami akan memastikan ada keseimbangan dalam produksi pertanian agar sektor ini tetap menjadi kekuatan ekonomi daerah,” tambahnya.
Selain mengembangkan sektor pertanian, ia juga menegaskan akan menggenjot berbagai program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing masyarakat serta mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
Fauzi optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, perekonomian Sumenep akan kembali bangkit pada 2025.
“Dengan langkah yang cerdas dan terukur, kita bisa menghadapi tantangan ini dan tetap memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.