Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita Utama

Status Gunung Agung di Level Siaga

Avatar of admin
×

Status Gunung Agung di Level Siaga

Sebarkan artikel ini
6952c0b9 f735 4dad 8172 e7e2a55691af
Foto: Bupatai karangasem menenagkan warga yang mengungsi, agar tetap tenang. (Foto: Sudirman/SI)

BALI, Selasa (19 Sepetember 2017) suaraindonesia-news.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Agung dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga).

Adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali Kecamatan Rendang Kepala PVMBG telah melaporkan kenaikan status Gunung Agung ini kepada Kepala badan Nasional penanggulanagn bencana (BNPB), Badan penangulanagan bencana daerah (BPBD) Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem untuk mengambil langkah-langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terburuk dari meletusnya Gunung Agung.

PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari kawah puncak Gunung Agung atau pada elevasi di atas 950 meter dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat daya sejauh 7,5 km.

“Zona ini harus kosong dari aktivitas masyarakat. Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan,” katanya.

Tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidak jelas sumbernya.

PVMBG Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Agung. BNPB dan BPBD terus melakukan langkah-langkah antisipasi.

Baca Juga :  Awas! Polres Pamekasan Sedang Mengincar 4 Kasus Korupsi

BPBD Provinsi Bali bersama Bupati Karangasem, TNI, Polri, Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa se-Kabuaten Karangasem telah melakukan rapat koordinasi membahas tentang kesiap siagaan pemerintah dan masyarakat menghadapi letusan Gunung Agung pada Minggu (17/9).

Pasca kenaikan status ke Level II (Waspada) pada 14/9, pengamatan visual Gunung Agung dari Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang menunjukkan adanya hembusan solfatara dari dasar kawah setinggi 50 meter dari bibir kawah dengan intensitas putih tipis dengan tekanan lemah.

Tingkat kegempaan Gunung Agung secara umum tampak masih menunjukkan peningkatan yang signifikan, berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental.

“Aktivitas Gunung Agung teramati semakin meningkat dari pada kondisi Level II (Waspada) dengan terekamnya kegempaan-kegempaan vulkanik yang mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat,” terang Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Perlu diwaspadai letusan dari Gunung Agung mengingat sudah cukup lama gunung ini tida meletus.

“Badan Geologi mencatat bahwa Gunung Agung yang meletus pada 12/3/1963 berskala VEI 5, dengan tinggi kolom erupsi setinggi 8-10 km di atas puncak Gunung Agung dan disertai oleh aliran piroklastik yang menghancurkan beberapa desa di sekitar,” sambung Sutopo Purwo Nugroho.

Baca Juga :  Mayat Ditemukan Dipinggir Kali, Kapolsek Kadur dan Anggota Datangi TKP

Dilihat dari letusan gunung agung sebelumnya bahwa Karakter dari letusan Gunung Agung dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan di Gunung Agung yang terletak di dalam Kawah Gunung Agung.

“Dalam sejarah aktivitasnya, erupsi Gunung Agung mengindikasikan potensi ancaman bahaya berupa jatuhan piroklastik, aliran piroklastik, dan aliran lava,” terangnya.

Daerah yang berpotensi terancam jatuhan piroklastik dapat tersebar di sekeliling Gunung Agung tergantung pada arah angin.

“Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh Gunung Agung yang berada di lereng Utara, Tenggara, dan Selatan Gunung Agung,” tuturnya.

Ancaman bahaya secara langsung berada di daerah utara Gunung Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, Sungai Tukad Bumbung di Tenggara, Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah di Selatan G. Agung berpotensi terhadap bahaya aliran piroklastik dan lahar.

Jika erupsi efusif berupa aliran lava G. Agung. Sekali lagi, masyarakat dihimbau tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya.

“Masyarakat silahkan tetap beraktivitas normal. Wisatawan silakan tetap berkunjung ke Bali,” imbuhnya.

Taati semua rekomendasi dan saran dari pemerintah dan pemda Analisis data tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (Sudirman)