SMP Katolik Bakti Rogojampi, Bagikan Pita Merah Sebagai Simbol Hari AIDS

oleh -133 views

Banyuwangi, suaraindonesia-news.com – Tak kalah ketinggalan, sejumlah siswa SMP-Katolik Bakti Rogojampi punya cara tersendiri dalam memperingati hari AIDS sedunia, para pelajar ini menghampiri setiap orang yang berada di beberapa fasilitas umum setempat, seperti di SPBU Rogojampi, di toko sepanjang jalan protokol dan di Terminal, mereka membagikan ratusan pita berwarna merah ke warga. Kemarin, (02/11).

Sudah ditetapkan setiap tanggal 1 Desember digelar sebagai Hari (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) AIDS sedunia. Konsep pertama kali digagas pada pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia tentang program pencegahan penyakit AIDS pada tahun 1988 ini, sejak itu mulai diperingati pihak pemerintah, organisasasi internasional dan yayasan sosial di seluruh dunia.

Hal ini ditunjukan sejumlah siswa pengurus OSIS SMP Katolik Rogojampi  sambil berjalan, mereka membawa poster yakni bertuliskan “”Stop AIDS SMPK Bakti Rogojampig, Please hug them”, dan  “Tolong peluk mereka, jauhi penyakitnya bukan orangnya.” Dan satu persatu para pelajar itu memasangkan pita merah ke pundak baik sebelah kiri ataupun kanan warga.

Susilo, salah seorang guru yang ikut memandu murid mengatakan kegiatan itu dilakukan dalam rangka memperingati hari AIDS. Dibeber kenapa dia lakukan dihari kedua Desember, dikarenakan tepat tanggal 1-nya kebetulan hari libur. ” Dengan cara pasangkan pita merah, kita mencoba mengingatkan ke setiap orang untuk penderita supaya tidak dijauhi.” Ujarnya. Karenanya, kata Susilo, salah satu upaya pencegahan HIV dan AIDS adalah mengurangi stigma dan diskriminasi khususnya terhadap penderita, sebaliknya dengan memberikan support dan semangat

Sekedar tahu penyakit AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS

Dampak yang ditimbulkan akibat penyakit ini, pasien akan mengalami napas pendek, terganggungnya saluran pencernaan, berat badan semakin turun hingga 10 persen di bawah normal, dan juga sistem syaraf central akan rusak yang mengakibatkan ingatan menjadi kurang. Bahkan dampak yang paling tragis adalah kematian. Hingga kini, para ahli belum mampu menemukan obat penawar bagi jenis penyakit ganas ini.

Reporter : (Hari)

Tinggalkan Balasan