SUMENEP, Kamis (07/11) suaraindonesia-news.com – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengadakan talk show literasi digital di Teaching Factory untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam penggunaan media sosial yang bijak.
Acara yang bertajuk “Bijak Menggunakan Media Sosial” ini berlangsung pada Kamis (07/11/2024) sebagai bagian dari upaya edukasi dan pencegahan risiko pelanggaran terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen sekolah, seperti Majelis Perwakilan Kelas (MPK), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), wali kelas, dan guru bimbingan konseling.
Kepala SMKN 1 Sumenep, H. Zainul Sahari, menjelaskan bahwa acara ini juga dihadiri oleh para guru yang berperan sebagai pendamping, untuk membantu memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya berhati-hati dalam bermedia sosial.
“Hari ini kami mengadakan talk show tentang pentingnya bijak menggunakan media sosial sebagai upaya edukasi untuk siswa kami,” ungkap H. Zainul Sahari.
Selain itu, acara ini menghadirkan narasumber dari kalangan jurnalis dan kepolisian dari Polres Sumenep, guna memberikan wawasan yang lebih luas tentang penggunaan media sosial secara aman dan bertanggung jawab.
Zainul berharap agar wali kelas dan guru bimbingan konseling dapat membahas topik ini secara berkala dalam sesi refleksi sebelum pembelajaran dimulai.
“Saya harap wali kelas dan guru BK bisa mengingatkan siswa untuk bijak dalam bermedia sosial, dan saya juga berharap anggota OSIS dan MPK dapat turut menyebarkan edukasi ini kepada rekan-rekan sebayanya,” tambahnya.
Zainul juga menekankan pentingnya siswa untuk lebih selektif dalam memilih konten di era globalisasi informasi ini.
“Kalian harus pandai memfilter diri supaya terhindar dari konten yang dapat menimbulkan masalah hukum seperti yang diatur dalam UU ITE. Dampaknya bisa serius jika kalian terlibat dalam pembuatan konten negatif yang menjadi viral,” jelasnya.
Ana, salah satu siswa dari program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), menyambut positif acara ini. Ia mengaku mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai batasan dalam pembuatan konten media sosial.
“Seru sekali, Pak. Saya jadi lebih paham tentang dampak hukum dari konten negatif di media sosial, meskipun saya baru kelas X,” ujar Ana dengan antusias.













