BALIKPAPAN, Sabtu (6/12) suaraindonesia-news.com – Polda Kalimantan Timur menggelar simulasi tanggap darurat bencana bersama Pemerintah Provinsi Kaltim, Kodam VI Mulawarman dan unsur stakeholder terkait di Halaman Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, Balikpapan.
Dalam simulasi ini beragam skenario diperagakan, mulai dari penanganan bencana kebakaran, banjir dan tanah longsor di wilayah Kaltim. Simulasi di awali dengan upacara Apel gelar pasukan yang dipimpin langsung Kapolda Kaltim, Irjen Pol Endar Priantoro, didampingi Pangdam VI Mulawaraman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha dan Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji. Turut hadir Wali Kota Balikpapan, H. Rahmad Mas’ud dan Forkopimda.
Sebagai tanda di mulainya simulasi, Kapolda Kaltim didimpingi Pangdam VI Mulawarman dan Wakil Gubernur Kaltim memakaikan rompi kepada tiga perwakilan tim relawan.
Simulasi ini dilaksanakan untuk melihat kesiapan seluruh personel gabungan yang terlibat dalam tanggap darurat bencana yang terdiri dari Basarnas, Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta relawan dalam melaksanakan tugas di lapangan saat terjadi bencana di wilayah Kaltim.
Skenario awal dalam simulasi ini dimulai dengan adanya ledakan gas di sebuah rumah warga. Situasi ini digambarkan terjadi kebakaran hebat, api dan asap tebal mulai mengepul dari sebuah rumah. Dalam situasi kepanikan, warga sekitar memberikan pertolongan pertama menggunakan alat seadanya. Di sisi lain, salah satu warga menghubungi tim pemadam kebakaran.
Tidak lama kemudian, tim pemadam mendatangi lokasi yang terdiri dari Damkar, TNI, Polri dan relawan dengan peralatan lengkap melakuan pemadaman api.
Dalam situasi ini, digambarkan terdapat salah satu warga menjadi korban yang terjebak kobaran api di dalam sebuah rumah tersebut. Aksi penyelamatan pun langsung dilakukan oleh tim SAR yang datang tepat waktu bersamaan dengan tim SAR dari Brimob Polda Kaltim.
Penyelamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan lengkap seperti pakaian anti api. Selanjutnya korban yang berhasil di evakuasi dalam keadaan terluka bakar, langsung diangkut menggunakan mobil Ambulance menuju Rumah Sakit Bhayangkara.
Skenario selanjutnya adalah menggambarkan sejumlah petugas TNI dari tiga matra, Samapta Polri, SAR Brimob Polda Kaltim serta BPBD melakukan patroli gabungan dalam situasi hujan dengan intensitas tinggi.
Dalam situasi ini, terdapat seorang warga melaporkan peristiwa banjir melanda sebuah pemukiman. Petugas gabungan yang mendapat informasi itu, langsung menuju ke lokasi. Dimana, situasi ini digambarkan terdapat sejumlah rumah warga sudah mulai tenggelam akibat banjir tersebut.
Di sisi lain, warga juga melaporkan terdapat satu korban hilang akibat terseret air. Petugas yang berada dilokasi langsung melakukan langkah cepat dengan mengevakuasi para korban terdampak menggunakan beberapa truk milik TNI dan polri ke tenda darurat yang telah didirikan dalam waktu singkat.
Sementara petugas gabungan melanjutkan pencarian korban hilang dengan menggunakan peralatan lengkap. Tidak lama kemudian, warga yang dilaporkan hilang berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil SAR Brimob Polda Kaltim.
Berikutnya, skenario menggambarkan situasi kejadian tanah longsor hebat yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi. Dimana, terdapat warga yang menjadi korban akibat rumahnya tertimbun tanah. Dalam situasi ini, tim gabungan dari Basarnas, TNI dan SAR Brimob melakukan pencarian dengan melibatkan dua anjing pelacak atau K-9 dari Ditsamapta Polda Kaltim.
Tim gabungan yang berhasil menemukan korban longsor langsung membawanya ke rumah sakit dengan Ambulance yang sebelumnya sudah siaga di lokasi bencana.
Kapolda Kaltim, Irjen Pol Endar Priantoro, menegaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi kerawanan bencana alam yang cukup tinggi yang menempati peringkat 3 dunia.
“Salah satu yang menjadi ancaman adalah bencana hidrometereolgi yang kerap terjadi di musim hujan antara bulan November hingga Februari. Meliputi, bencana banjir, tanah longsor dan bandang seperti yang terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” ujar Kapolda.
Menurutnya, penanganan bencana alam bersifat vital dan multidimensi, yang diperlukan visi terpadu, kerjasama lintas sektoral dan komitmen dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat serta pemulihan pasca bencana.
Keberadaan anggota Polri diharapkan dapat memberikan rasa aman dan dukungan nyata bagi masyarakat saat menghadapi situasi darurat.
“Sebagai bentuk kesiapan tanggap bencana, Polda Kaltim telah menyiagakan 1.684 personel Polda dan Polres jajaran, yang diperkuat 427 personel TNI serta 1.604 personel dari BPBD, Basarnas, BMKG, Dishub, Satpol PP, Damkar, dan instansi lainnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa dalam menghadapi tenggap darurat bencana, pihaknya menekankan langkah strategis, seperti rapat koordinasi lintas sektor, pelatihan peningkatan kompetensi, patroli gabungan antisipasi bencana, kesiapan sarpras pendukung, hingga sosialisasi mitigasi kepada masyarakat.
“Dampak bencana hidrometeorologi tidak hanya menimbulkan kerugian jiwa dan ekonomi yang sangat besar, tetapi juga trauma psikologis serta mengganggu kehidupan sosial di masyarakat. Sehingga dibutuhkan langkah strategis yang komprehensif, responshif yang berkesinambungan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa dari data BMKG memasuki Desember 2025 hingga Januari 2026, sebagian wilayah Kaltim akan mengalami hujan lebat yang disertai angin kencang, seperti Kutai Barat, Mahakam Ulu, Berau, Paser serta sebagian di wilayah Kutai Kartanegara.
“Air laut juga berpotensi terjadi gelombang setinggi 2 meter di sejumlah pesisir Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Berau. Simulasi ini menjedi elemen yang sangat penting untuk membangun kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan,” terangnya.
Ia juga menekankan kepada seluruh unsur terkait untuk melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana, memberikan informasi dan imbauan kamtibmas kepada masyarakat, dan memastikan kesiapan personel serta sarana prasarananya.
“Saya tekankan kepada seluruh personel untuk mengedepankan kecepatan dan ketepatan respons darurat, melaksanakan tugas kemanusiaan dengan empati dan profesionalisme, menjalankan prosedur penanggulangan bencana secara tepat, meningkatkan koordinasi dengan seluruh stakeholder, mendorong partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana,” tegasnya.













