Pamekasan, Suara Indonesia-News.Com – Sidang Paripurna yang membahas tentang hari jadi Pamekasan (HJP), Madura, Jawa Timur, ke 485 yang digelar hari ini menuai banyak kritik dari berbagai kalangan.
Elman Duro aktivis Pamekasan yang angkat bicara terkait persoalan tersebut mengatakan, meskipun acara yang rentetan acaranya digelar begitu panjang, terkesan ajang seremonial saja.
“Tiap Tahun acara itu-itu saja, Pemkab kurang kreatif dan kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat.” Ujarnya.
Menurutnya, Pemkab melalui dewan Pendidikan seharusnya lebih cerdas lagi.
“Ada banyak cara untuk membuat lebih menyentuh. Misalkan, mengadakan lomba teater antar mahasiswa atau antar sekolah. Sehingga masyarakat lebih paham akan sejarah,” Ujar Aktivis Pasca STAIN Pamekasan ini.
Bahkan, aktivis Kesatuan Aksi Lintas Mahasiswa (KALAM) ini juga menuding bahwa Pagelaran ini terkesan hanya mencari keuntungan oleh sebagian pihak. Sementara masyarakat bingung subtansi dari acara tersebut.
Di Tempat terpisah seusai sidang Paripurna, Politisi PKS Anwari Kholil ikut angkat suara, Paripurna yang digelar hari ini untuk membahas tentang hari jadi Pamekasan yang telah berusia 485 Tahun. Sekaligus untuk menguatkan identitas kita sebagai orang Madura.
Disinggung persoalan suara kritikan yang terhadap pagelaran tersebut menjelaskan bahwa persoalannya lebih kepada bagaimana agar acara tersebut bisa dinikmati semua lapisan masyarakat.
“Koreksinya kegiatan tersebut kurang membumi karena tak menyentuh ke rakyat akar rumput. Yang tau hari jadi cuma kalangan elit sedangkan rakyat tidak tau kapan pamekasan berdiri.” Tambahnya
“Bahkan, masyarakat pamekasan tidak tau Siapa Bupati (Baca : Raja) pertama yang mendirikan.” Ujar Politisi yang duduk di Wakil Ketua Komisi 2 tersebut. (Ibnu).