Reporter: Miftakh
Purwodadi, Selasa 30/08 (suaraindonesia-news.com) – Pengajian yang diselenggarakan oleh keluarga besar Mbah Suwarto yang bertempat tinggal di depan balai Desa Panunggalan dalam rangka tasyakuran wisuda anaknya berjalan lancar maupun Pengajian tersebut sempat terjadi intimidasi oleh pihak kepolisian dikarenakan rumah yang untuk acara syukuran akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Purwodadi pada hari Selasa ( 30/08/2016 ) pukul 09:00 WIB.
Syukuran wisuda putra Mbah Suwarto dengan bentuk pengajian dan pembacaan khatam Al Qur’an berjalan dengan lancar maupun dapat pengawasan dari intel Kodem maupun intel Polres Grobogan beserta jajaran aparat Kepolisian dan TNI untuk menjaga proses eksekusi tanah berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi tanggal 10 Agustus 2016, No.06/Pdt.Eks/2014/PN.Pwd. tentang pelaksanaan perintah eksekusi.
Menurut Mbah Suwarto, mengatakan tasyakuran wisuda anaknya tidak ada kaitannya dengan proses keputusan Ketua Pengadilan Negeri Purwodadi tentang pelaksanaan perintah eksekusi tanah ini.
“Apabilan Pengadilan Negeri Purwodadi nekat untuk proses eksekusi pada hari ini kami akan melawan proses eksekusi tersebut karena saat ini sedang dilakukan pengajian sebagai syukuran wisuda anak saya mas,” ujarnya.
Menurutnya, eksekusi tersebut cacat hukum karena pemenang lelang tidak sanggup melunasi biaya lelang dan sampai sekarang tidak ada bukti setoran ke BRI.
“Justru yang melunasi kekurangan lelang adalah saya dan saya punya bukti kwitansi pelunasan tersebut,” kata Mbah Suwarto.
Pemenang lelang tahun 2008 yang lalu telah mempunyai glagat jelek dengan merubah hak milik tanah dan rumah, sementara ia tidak bisa membuktikan bukti kwitansi pelunasan biaya lelang sebesar Rp. 125.200.000 ( seratu dua puluh lima juta dua ratus ribu rupiah ), dan ada dugaan terjadi permainan antara BPN Purwodadi, Grobogan dan juga KPKNL Jawa Tengah, dalam kasus tersebut Mbah Suwarto masih mengajukan kasasi ke Kejaksaan Tinggi Semarang.
