Semburan Gas Alam Muncul di Sumenep, BRIDA Sebut Gas Metana dari Proses Alam dan Tak Berbahaya - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
BeritaPeristiwa

Semburan Gas Alam Muncul di Sumenep, BRIDA Sebut Gas Metana dari Proses Alam dan Tak Berbahaya

×

Semburan Gas Alam Muncul di Sumenep, BRIDA Sebut Gas Metana dari Proses Alam dan Tak Berbahaya

Sebarkan artikel ini
IMG 20241227 213559
Foto: Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Benny Irawan. (Foto: Ari/Suara Indonesia).

SUMENEP, Jum’at (27/12) suaraindonesia-news.com – Semburan gas alam di Dusun Kotte, Desa Batuputih Kenek, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menarik perhatian warga dan pemerintah setempat.

Berdasarkan observasi sementara, gas yang muncul dipastikan merupakan gas metana atau gas rawa yang bermigrasi ke permukaan.

Semburan ini bermula saat warga melakukan pengeboran sumur menggunakan alat bor gantung pada Kamis (21/11/2024). Ketika pengeboran mencapai kedalaman 52 meter, gas tersebut menyembur keluar.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Benny Irawan, menjelaskan bahwa Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, langsung menginstruksikan BRIDA dan Bagian Energi Sumber Daya Alam (ESDA) untuk melakukan observasi.

“Ketika kami tiba di lokasi, warga sudah memasang pipa pada semburan gas itu,” kata Benny kepada wartawan pada Jumat (27/12/2024).

Guna mencegah risiko berbahaya, lokasi semburan segera dipasangi garis polisi. Warga dilarang mendekat dan dilarang merokok di sekitar area tersebut.

Baca Juga :  Wakil TP PKK Jember Dorong Maksimalkan Potensi Lokal

Benny mengungkapkan, dari hasil observasi awal mengungkapkan bahwa gas metana ini terbentuk dari pembusukan endapan organik masa lampau yang naik ke permukaan.

“Kasus ini mirip dengan temuan sebelumnya di Batang-Batang,” ujar Benny.

Menurutnya, semburan gas tersebut cenderung tidak berbahaya dan akan terurai secara alami dalam waktu tertentu.

Baca Juga :  Datangi Longsor Kebon Kalapa, Mensos Risma: Kita Pastikan Warga Aman Dulu

Saat ini, lubang semburan telah ditutup sementara oleh warga menggunakan kain. Solusi permanennya, menurut Benny, adalah dengan metode “cementing” atau pengecoran untuk menghentikan aliran gas.

Namun, untuk memastikan jenis dan volume gas yang sebenarnya, Benny menyebutkan perlunya penelitian mendalam.

“Kami merencanakan riset bersama ahli geologi pada tahun 2025 untuk mengidentifikasi gas ini secara lebih detail,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa hingga saat ini, kesimpulan sementara menunjukkan bahwa gas metana di Dusun Kotte tidak membahayakan lingkungan sekitar.

“Yang penting, warga tetap waspada dan mematuhi aturan di lokasi,” tutup Benny.