KALTIM, Sabtu (15/2/2020) suaraindonesia-news.com – Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, mengadakan beberapa kegiatan. Diantaranya yaitu penyuluhan bahaya narkoba dan stop bullying, pendampingan mediasi orang tua murid dengan pihak sekolah dan berbagi kasih dengan anak yatim di hari kasih sayang.
Penyuluhan bahaya narkoba dan stop bullying diadakan di SD Kristen Sophia Kecamatan Muara Badak. Jumat (14/02).
Rina Zainun selaku Ketua korwil yang turun sendiri didampingi Humas TRC PPA Kaltim sebagai narasumber beserta beberapa anggota dengan telaten menjelaskan kepada anak-anak tentang begitu bahayanya narkoba bagi masa depan bangsa.
“Narkoba sangat berbahaya dan sangat merusak masa depan anak-anak. Makanya kita perlu bahu membahu mengawasi dan memberikan wawasan kepada mereka agar anak-anak tidak terjerumus dalam lingkaran narkoba,” jelas Rina.
Dalam kesempatan yang sama, Rina juga menambahkan materi tentang stop bullying yang akhir-akhir ini sedang marak dilakukan oleh anak-anak sekolah kepada temannya sendiri. Masalah toleransi juga tidak luput dalam materi penyuluhan.
“Kita tidak boleh membeda-bedakan agama, suku dan kondisi fisik teman. Kita harus saling menyayangi, kita harus menjaga toleransi. Karena kita adalah satu kesatuan, yaitu Indonesia,” tegas Rina.
Ditempat berbeda, tim lainnya dari TRC PPA Kaltim juga melakukan pendampingan di salahsatu Sekolah Dasar atas kasus orang tua wali murid dengan pihak sekolah.
Dalam pelaporan tersebut, orang tua murid merasa keberatan atas pengadaan iuran yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa.
Setelah melakukan audiensi dengan kepala sekolah, tim menyimpulkan bahwa telah terjadi miskomunikasi di antara mereka karena di dalam beberapa agenda rapat orang tua murid tersebut tidak hadir jadi tidak mengetahui hasil dari rapat.
Kepala sekolah menjelaskan, bahwa iuran yang dilakukan sifatnya tidak wajib (bagi murid yang tidak mampu, red), ada kebijakan sendiri dari pihak sekolah.
Selain itu, kepala sekolah juga membantah telah terjadi penahanan rapor dikarenakan tidak menebus sampul rapor.
“Itu tidak benar, kami tidak pernah menahan rapor siapapun, yang terjadi adalah, orang tua tidak mau mengambil rapor itu ke sekolah,” jelas Kepsek.
Setelah beberapa saat mediasi, akhirnya orang tua menerima kebijakan-kebijakan dari sekolah. Saat itu juga rapor diserahkan oleh wali kelas ke orang tua untuk mengurus persyaratan beasiswa,
pihak TRC PPA meminta kedua belah pihak untuk selalu saling berkoordinasi dan meminta orang tua dapat besikap kooperatif ke pihak sekolah, walaupun dalam hal ini sebenarnya tim sendiri tidak setuju atas iuran yang dilakukan pihak sekolah meski sekecil apapun terhadap siswanya.
Di saat yang bersamaan kegiatan yang lain dan di tempat yang lain pula, TRC PPA Kaltim juga melakukan kegiatan berbagi kasih sayang bersama anak-anak yatim. Acara ini diselenggarakan oleh salah satu butik di Samarinda dan dihadiri puluhan anak-anak yatim yang berada di kota tepian tersebut.
“Memang kita tidak bisa memberi sebanyak yang mereka inginkan.tapi setidaknya bisa mengajak mereka untuk berbagi kasih, merasakan bahagia.jangan dilihat sebesar apa pemberian itu, namun bagaimana kita berbagi kebahagiaan untuk mereka,” tuturnya.
Kegiatan tersebut ditutup dengan do’a bersama setelah dilakukan pembagian hadiah untuk para anak yatim yang didukung oleh salah satu pemilik butik mode di kota Samarinda.
Reporter : Halis/Ira
Editor : Amin
Publisher : Oca