KOTA BATU, Suara Indonesia-News.Com – Puluhan warga Bumiaji dan sekitarnya, Rabu siang (14/10) melakukan ritual pencucian ratusan pusaka pada peringatan satu suro atau tahun baru Jawa. Mereka menganggap bahwa budaya tahunan itu memiliki nilai tersendiri, sebagai kepercayaan dan adat jawa merupakan hari yang baik untuk melakukan pencucian pusaka, seperti tombak dan keris.
Masyarakat yang tergabung dalam komunitas Jamasan Tosan Aji itu sejak pagi hingga sore menggelar ritual pusaka di rumah Bandi warga desa Bumiaji kecamatan Bumiaji kota Batu.
Sebelum melakukan pencucian pusaka, pemilik lebih dulu melakukan pendaftaran kepada panitia penyelenggara. dan Selanjutnya melakukan ritual penyerahan pusaka kepada pimpinan ritual yang dianggap memiliki gelar adipati.
Bahan-bahan yang digunakan untuk mencuci pusaka itu cukup aneh, yakni diantaranya jeruk nipis , blimbing wuluh, buah kemudu dan kembang setaman yang biasa digunakan untuk kirim doa untuk ditaburkan di Makam Sebelum dilakukan ritual, Penyelenggara menunjuk seseorang untuk memimpin ritual dan doa bersama,
Abdul Hamid ketua Panitia penyelenggara Pencucian pusaka, mengatakan jika kegiatan ini adalah kegiatan murni peringatan suroan tahun baru jawa.
“Pencucian pusaka ini sudah berlangsung lama, dilakukansetiap tahun sekali satu suro, Hal ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya leluhur kita. Siapa lagi kalau bukan kita yang memperingati,” Kata Abdul Hamid
Ia juga mengatakan, bahwa satu suro adalah tanggal yang paling tepat dan bagus untuk mencuci pusaka berdasarkan kepercayaan jawa.
Lantas Kata Hamid, masyarakat atau pemilik pusaka yang mencucikan itu mencapai ratusan, bukan hanya dari warga Bumiaji saja, ataukota Batu saja, tetapi juga ada dari luar kota, seperti magetan, Madiun hingga Magelang.
Ditanya soal biaya cuci pusaka, Hamid menyebut soal biaya tidak jadi masalah, tidak dipungut biaya.
“Kami tidak menetapkan besarnya biaya, kalau memang ada yang seiklasnya, ada yang mau nyumbang ya silahkan” ungkapnya.(Adi Wiyono).