PROBOLINGGO, Selasa (22/05/2018) suaraindonesia-news.com – Densus 88 Anti Teror setelah menangkap empat orang terduga teroris di Komplek Perumahan Sumbertaman Indah (STI), Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo Jawa Timur, selang waktu tiga hari kemudian, Senin (21/5) malam sekitar jam 20.00 Wib kembali menangkap satu orang lagi terduga teroris atas nama Arif Lukman Hakim (37) warga Desa Kedung Dalem RT.06/RW.02, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Terkait dengan penangkapan terduga teroris Arif Lukman Hakim tersebut, Kapolresta Probolinggo AKBP. Alfian Nurrizal dikonfirmasi sejumlah media menyebutkan, terduga Arif Lukman Hakim ditangkap Densus 88 anti teror saat pulang melakukan aktivitas/kerja di jalan Brantas, Kecamatan Kademangan, Kota setempat.
“Arif Lukman Hakim, terduga teroris ditangkap Densus 88 Anti Teror karena ada keterkaitan dengan 4 orang terduga teroris yang sebelumnya ditangkap Densus 88 di Perumahan Sumbertaman beberapa hari lalu,” terang Alfian Nurrizal, Selasa (22/5) siang.
Terduga ini ditangkap Densus 88 Anti Teror di jalan Brantas, Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo saat pulang dari aktivitas kerja, Senin malam (21/5) sekitar jam 20.00 Wib.
Alfian Nurrizal mengatakan, setelah semalan terduga teroris ditangkap, hari ini, Selasa (22/5) siang, tim Densus 88 Anti Teror kembali melakukan pengembangan dengan melakukan penggeledahan dirumah terduga Arif Lukman Hakim, di Desa Kedung Dalem RT.06/RW.02, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu pak Agus, perangkat Desa Kedung Dalem, membeberkan, terduga teroris (Arif Lukman Hakim, red) disini ikut istrinya, Nurpuji. sekitar 10 tahun sudah Arif tinggal dikampung ini dirumah istrinya.
Arif Lukman Hakim yang sehari hari disapa dengan sebutan Arif, aslinya Kademangan, Kota Probolinggo. Pekerjaan sehari hari di pabrik PT. Indo Perin, dijalan Brantas Kademangan.
“Dia menikah dengan Nurpuji sudah lama, mempunyai dua anak, yang pertama usia sekitar 10 tahun,” ujar pak Agus.
Yang sangat mencolok, menurut pak Agus, setahun terkhir ini istrinya (Nurpuji, red) pakai cadar, padahal sebelumnya biasa biasa saja. Istrinya dalam kegiatan ke agamaan, seperti muslimatan bersama warga lingkungan juga tidak mau.
“Disamping itu, kehidupan suami istri ini setahun terakhir ini juga terlihat sangat tertutup, dan jarang komunikasi dengan warga lingkungan,” tambahnya.
Reporter : S. Widjanarko
Editor : Amin
Publisher : Imam