Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Sarasehan Organisasi Kemasyarakatan Kabupaten Banyuwangi

Avatar of admin
×

Sarasehan Organisasi Kemasyarakatan Kabupaten Banyuwangi

Sebarkan artikel ini
76sarasehan

Banyuwangi, suaraindonesia-news.com – sarasehan yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 desember 2013 yang bertemakan “sinergitas peran pilar demokrasi (pemilu, orkemas,parpol, mass media/wartawan) dalam menghadapi pemilu 2014 dengan menciptakan suasana kondusif di kabupaten banyuwangi

Acara tersebut dihadiri ratusan  tokoh lsm dan wartawan se banyuwangi. Dengan pembicara dua narasumber  yakni kapolres banyuwangi yang diwakili oleh kompol agus wijatmiko, SH, menerangkan bentuk bentuk konflik yang terjadi dibanyuwangi yaitu konflik ideologis, konflik politis, konflik ekonomi/agraria, konflik sosial kemasyarakatan, konflik agama / kepercayaan.

Ia juga menerangkan, bagaimana upaya penanganan konflik antara lain meredam potensi konflik upaya melokalisasi isu atau kejadian juga upaya cegah dengan kemampuan berimbang.

Baca Juga :  Di Akhir Tahun 2014, Aset Bank BPRS Bakti Sumekar Makin Meningkat

Kompol agus menambahkan ia bangga dengan banyuwangi sebagai pelopor dan contoh dengan terbentuknya tiga pilar yang mengedepankan poldes dengan jargon “njogo deso mbangun deso”.

Semenetara pembicara kedua seorang dosen/guru besar untag banyuwangi, Bapak Subur Bahri, SE. MM menerangkan tentang peningkatan wawasan kebangsaan melalui sinergitas pilar pilar demokrasi menerangkan wawasan itu adalah cara pandang jika wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan pancasiladan undang-undang dasar ri 1945 juga menerangkan perubahan yang teramat cepat pasca figuratif – kofiguratif – pra figuratif yang terjadi dalam lingkup orang tua / keluarga, pendidikan formal

Baca Juga :  Kapolres Pamekasan Hadiri Haul Imam Abul Hasan As-Syadzili

Masih menurut Subur, perubahan globalisasi tentang demonstration effect, fussion effect, compression effect, konsumerisme, hedonisme. Perubahan munculnya counter culture yakni antitesa, anomali, anomi dan radikalisme, perubahan budaya kekerasan yakni : antar elemen masyarakat, antar kelompok, antar komunitas dan antar aliran.

Perubahan meningkatnya harapan dan tuntutan yakni public service, hak hak politik dan status sosial.  Perubahan disparitas yakni pendapatan kesejahteraan, pelayanan.

Reporter : (hari)