Reporter: Nazli Md
Abdya, suaraindonesia-news.com – Keberadaan tumpukan sampah dalam seminggu terakhir di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) cukup tinggi, seperti yang terlihat di jalan nasional simpang Puskesman Blangpidie, di jalan Persada, Kompleks Pasar di jalan H Ilyas serta disejumlah titik lainnya.
Ironisnya, selain menumpuk disejumlah titik, sampah-sampah tersebut juga memenuhi parit di Desa Pawoh Kecamatan Susoh. Akibatnya, air parit tersebut sudah tidak mengalir lagi. Hal serupa juga terlihat disejumlah kecamatan dalam kabupaten Abdya lainnya.
Tumpukan sampah tersebut diperparah dengan tidak memadainya tong-tong sampah yang memaksa sejumlah warga menggunakan kerancang bekas kerang kol, goni hingga wadah lainnya untuk dijadikan tempat pembuangan akhir sampah.
Sabri kepala Desa Keudai Susoh kepada awak media ini mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan optimalisasi program kebersihan lingkungan. Sebab, program tersebut sangat diperlukan baik di perkotaan maupun dipendesaan.
“Terlebih di Kedai Susoh ini yang berada didaerah pesisir yang secara otomatis kami menikmati sampah-sampah dari atas yang dibuang kesungai-sungai,” tegas Sabri.
Untuk itu, Sabri selaku aparatur Desa mengharapkan, pemerintah melalui dinas terkait untuk memaksimalkan keberadaan tong-tong sampah serta mobilisasi pengangkutan sampah,”Kenderaan pengangkut sampah pun harus optimal. Jika tidak sampah akan menjadi wabah yang sangat berbahaya. Harus ditangani secara profesional,” harapnya.
Menyingkapi persoalan tersebut, Kepala Badan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Abdya, Ir Adian Nur MSi didampingi Kabid Kebersihan dan Pertamanan BLHKP setempat, Fajri diruang kerjanya mengakui, saat ini tong sampah jenis drum sudah banyak yang berkarat. Bahkan, ada yang sudah tidak bisa digunakan dan hilang.
“BLHKP Abdya saat ini memiliki sekitar 870 unit tong sampah drum yang dibeli melalui anggaran APBK tahun 2013-2014 yang kondisinya saat ini harus diganti,” sebut Adian Nur.

