KOTA BOGOR, Jum’at (28/02) suaraindonesia-news.com – Seperti biasanya dalam tradisi dan adat istiadat umat Islam tanah air menjelang Ramadhan selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan positif seperti halnya dalam istilah Sunda dikenal dengan sebutan “Cucurak,” atau “curak-curak” berasal dari bahasa Sunda dialek Bogor yang memiliki arti ‘senang-senang’ atau ‘bersenang-senang’. Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga besar atau kolega.
Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Kota Bogor bekerjasama dengan DPP IKA Tabagsel melakukan kegiatan cucurak bareng yang bertempat di Foodcourt Bogor Creative Centre (BCC), Jl. Arsitek Silaban, Pabaton, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Tampak hadir dalam kegiatan ini beberapa wartawan perwakilan media, diantaranya wartawan Suara Indonesia, Portal Banten, Dinamika News, Suarain News, Rentak.ID, Gapura News, Pelita Informasi News, Koran Sinar Pagi Juara, dan lainnya.
Sementara perwakilan DPP IKA Tabagsel dihadiri oleh Sekretaris Jenderal, Rahmat Kurnia Lubis, Ketua Dewan Penasehat, H. Awaluddin Lubis, (gelar Mangaraja Panyahatan), Ketua Humas dan Jaringan Media, Iran. G. Hasibuan, Ketua Media Sosial dan Digital, Putra Chaerudin Matondang.
Acara yang dipandu oleh Rahmat Kurnia Lubis ini menghadirkan Ustad H. Mahlil Afandi Nasution, dengan pembaca ayat suci Alquran oleh ustad Abdul Muthalib, M.Ag.
“Secara pribadi saya bersyukur karena dua hal, pertama karena bulan ini sebagai bulan kelahiran saya, seterusnya yang kedua kita bersyukur masih dipertemukan dengan bukan suci Ramadhan 1446 H/2025 M,” tutur H.Ahyar Matondang, dalam sambutannya.
Sementara itu H. Awaluddin Lubis dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita adalah umat Islam Ahli Sunnah Wal Jamaah.
“Semoga menjadi wasilah dalam menemukan hakikat sebuah agama dan menjadi jalan untuk menempuh surganya Allah SWT,” pungkasnya.
H. Mahlil, yang juga sebagai intelektual dan alumni Makkah ini mengkaji banyak hal dari hukum puasa, makna dan hakikat puasa.
“Puasa adalah dengan sebenar-benarnya puasa, karena bila puasa hanya mengosongkan perut maka demikian itu kita sudah terlatih sejak masa anak-anak,” ujar Mahlil.
“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi mereka tidak mendapatkan pahala puasa, kecuali hanya haus (dahaga) dan lapar,” tambah Mahlil mengutip hadits Nabi Muhammad SAW.
Sebelum acara berakhir terlebih dahulu ditutup doa oleh Ustad Abdul Muthallib, M.Pd dan dilanjutkan dengan makan bersama.