Restorasi Gambut Terbakar: Apakah Mungkin? - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Peristiwa

Restorasi Gambut Terbakar: Apakah Mungkin?

×

Restorasi Gambut Terbakar: Apakah Mungkin?

Sebarkan artikel ini
IMG 20170410 100101

Reporter: Iran G Hasibuan

SUMSEL, Senin (10/4/2017) suaraindonesia-news.com – Lahan gambut sangat rawan terbakar, karena menyimpan kandungan serasah tetumbuhan yang belum terdekompisisi dengan baik.

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan telah terjadi beberapa kali dan menyebabkan kerugian baik materi dan non materi. Lahan gambut sekali terbakar akan sulit dipadamkan karena walaupun di permukaan tanah sudah dipadamkan namun bagian dalam gambut bara api sulit dipadamkan. Apakah mungkin merestorasi areal gambut yang terbakar?.

Di daerah Sepucuk, Kayu Agung Kabupaten OKI Sumsel terdapat areal gambut terbakar yang berhasil dipulihkan (restorasi). Dengan penyiapan lahan dan pemilihan jenis yang baik, lahan seluas 20 hektar telah berhasil ditumbuhi oleh jenis-jenis unggulan lokal, seperti jelutung (Dyera Lowii), ramin ( Gonystylus Bancanus) dan balau merah (Shorea balangeran), demikian dikatakan oleh peneliti Litbang Kehutanan, Ir. Bastoni MSi.

Baca Juga :  Aliansi Masyarakat Peduli Human Traffiking NTT, Gelar Aksi Seribu Lilin Untuk Adelina Sau

Dalam waktu tujuh tahun, jenis-jenis yang ditanam di areal kebun percobaan plasma nutfah tersebut dapat mencapai diameter hampir 20 cm untuk jenis jelutung dan 10 cm untuk meranti dan balau merah.

Selain sebagai bahan permen karet, getah jelutung juga bisa digunakan untuk bahan perekat, vernis, ban untuk motor/mobil balap, water proofing serta sebagai bahan isolator dan barang-barang kerajinan lainnya. Sedangkan ramin merupakan jenis kayu mewah untuk furniture dan saat ini sudah hamper punah.

Public Sector Manager ZSL Kelola Sendang di wilayah Sumatera Selatan, Hari Priyadi mengatakan kepada suaraindonesia melalui WhatsApp, bahwa ada sekitar 400 ribu hektar areal bekas terbakar yang sudah rusak dan perlu menjadi prioritas untuk dipulihkan (restorasi).

Baca Juga :  Dua Mayat Tampa Identitas Ditemukan Di Saluran Air

“Untuk melakukan restorasi tersebut perlu kemitraan yang baik antara pemerintah (public), swasta (private), dan masyarakat (people) dengan berbagai macam skema kehutanan masyarakat dan dalam pelaksanaannya nanti bisa menggunakan pola-pola kerjasama seperti agroforestry, hutan desa, hutan kemitraan dan lainnya,” terangnya.

Kebun percontohan Sepucuk ini memberikan harapan bahwa dengan kerja keras dan dukungan kerjasama yang baik, areal gambut bekas terbakar bisa dipulihkan, demikian disampaikan oleh Hari Priyadi di tengah-tengah observasi lapangan ke Sepucuk bersama timnya, Indra Bahri dan Dafid Pirnanda.