ACEH UTARA, Selasa (06/11/2022) suaraindonesia-news.com – Tahun 1976 merupakan long start pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan sebutan sebelumnya adalah AM (Aceh Merdeka-red). Aceh memiliki sejarah panjang terkait lambang yang pernah disebut sebagai gerakan separatis tersebut.
Di setiap tanggal 4 Desember, Milad GAM senantiasa dirayakan dan bentuk perayaan berdasarkan masanya. Kala konflik tentunya berbeda perayaannya seperti disaat damai yang indah saat ini berjalan. Isu pengibaran bendera Bintang Bulan pun acap kontroversial, kecaman dan dan pelarangan sempat menuai aksi di setiap momennya.
Ternyata, Milad GAM hanya refleksi sejarah. Perayaan atau memperingati hari bangkitnya Gerakan Aceh Merdeka itu hanya sebagai senandung masa depan yang terbentang antara kesan, tentu yang hidup dalam kenangan.
Juga tak lepas dari cikal bakal alibi sakral di hari tua, bahwa Konflik Aceh berakhir dengan damai disebuah balutan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui mediasi Crisis Management Initiative (CMI) dalam Memorandum of Understanding (MoU) Aceh sebagai resolusi damai Aceh 2005-2012 silam.
Namun, hari ini tampak berbeda, kendati pengibaran bendera berlambang bulan sabit dan bintang kejora ini masih dilarang, sepertinya otoritas Komite Peralihan Aceh (KPA) yang dipelapori oleh Partai Aceh ini masih tetap semangat dan pula mendapatkan dukungan penuh pengamanan terkait suksesi Milad ke 46 itu. Pasalnya perayaan yang berlangsung khidmat ini berjalan sukses dan sempat diwarnai oleh doa bersama.
Berkat koordinasi yang baik, untuk Wilayah Hukum Aceh Utara KPA masih patuh hukum, tidak ada aktifitas pengibaran bendera bulan bintang.
“Di Wilayah Hukum Aceh Utara kemarin nihil pengibaran bendera,” kata Kapolres Aceh Utara, AKBP. Riza Faisal, Selasa (06/12).
Saat ini, Polres Aceh Utara peduli korban konflik momentum peringatan Milad GAM 4 Desember 2022 untuk wilayah Pasee, yang dilaksanakan di Kantor Komite Peralihan Aceh (KPA) Partai Aceh (PA).
Terlihat, jalan Nasional depan kantor KPA, Geudong, Kabupaten Aceh Utara itu dibanjiri ratusan papan bunga berisi ucapan selamat perayaan Milad GAM ke 46 dari berbagai elemen sipil.
Jalannya acara mendapatkan pengaman langsung dari Mapolres Aceh Utara, sehingga sepanjang kegiatan berlangsung aman, nyaman dan tertib.
“Perayaan Milad 4 Desy yang dilaksanakan, dalam bentuk kenduri, doa bersama & santunan anak yatim. Hal ini dilakukan pengamanan oleh Polres Aceh Utara, agar giat tersebut bisa berjalan dengan aman tertib dan lancar tanpa ada gangguan,” kata Kapolres Aceh Utara.
Tak hanya sebatas pengamanan prosesi Milad GAM ke 46, Polres Aceh Utara juga menyalurkan bantuan kepada sejumlah korban konflik, guna merefleksi moment tersebut. Penerima bantuan terdiri dari korban konflik yaitu perempuan janda konflik dan anak yatim piatu.
“Polres & jajaran polsek juga memberikan bantuan sembako kpd warga korban konflik untuk membantu meringankan beban warga,” kata Kapolres lagi.
Kapolres melalui Kapolsek Tanah Luas AKP Lilik H menyampaikan telah menyerahkan bantuan sosial kepada sejumlah korban konflik di wilayah sektornya. Bansos tersebut diserahkan langsung oleh anggota saat mendatangi rumah keluarga korban konflik berupa sembako.
“Ini adalah wujud kepedulian kami, semoga dengan adanya bantuan tersebut dapat membantu dan meringankan keluarga,” jelas Kapolsek.
Demikian juga Polisi Sektor Cot Girek, pihaknya juga mengambil bagian atas donasi bantuan sosial tersebut. Kapolsek Cot Girek IPDA Agus Maulizar kepada wartawan menyampaikan, bahwa Bansos berupa tersebut diserahkan langsung oleh anggotanya ke rumah-rumah penerima manfaat.
“Penyerahan Bantuan Sosial ini juga didampingi oleh personil Koramil masing-masing dan juga Aparatur Gampong setempat,” ujar, Kapolres Aceh Utara, Riza Faisal.
Reporter : Efendi Noerdin
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam