Sangihe, Suara Indonesia-News.Com – Tak jelasnya kepengurusan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kepulauan Sangihe memicu tanda tanya ribuan tenaga pendidik yang mengabdi didaerah perbatasan Indonesia – Philipina tersebut. Selain program dan kegiatan PGRI yang tak jalan, para Oemar Bakrie tersebut juga mempertanyakan iuran anggota yang selama ini mereka kumpulkan secara sukarela melalui potongan gaji setiap bulannya.
Data yang dirangkum Suara Indonesia menyebutkan, iuran PGRI ditarik dari gaji guru sebesar Rp. 2.500,-/bulan/orang yang ditarik sejak beberapa tahun lalu hingga tahun 2015 ini. Jika dikalkulasi, jumlah guru sebanyak 1.964 (data per 2 Januari 2015) dikalikan Rp. 2.500,- didapat angka Rp. 4.910.000,- Itu berarti, dalam 1 tahun iuran PGRI yang terkumpul berjumlah Rp. 58.920.000,- Itu juga berarti, dalam 5 tahun saja, ada Rp. 294.600.000,- yang diduga raib tanpa pengelolaan, penggunaan dan pertanggung jawaban.
Ketua PGRI Sangihe, Maurits Berhandus SH ketika dihubungi via telpon genggamnya menyatakan, tak tahu menahu persoalan dana PGRI tersebut. Menurutnya, sudah sejak lama kepengurusan PGRI Sangihe tak lagi dilakukan pergantian sehingga sudah tak tahu perkembangannya, apalagi, lanjut Berhandus, dirinya saat ini sudah tak berada lagi di Sangihe. “Coba tanyakan ke Dinas Dikpora” Katanya menutup pembicaraan.
Sementara, Kadis Dikpora Sangihe, Dra Helnintje Tatawi MPd ditemui dikantornya menampik jika persoalan PGRI itu ada urusannya dengan pihak dinas.
“PGRI itu murni organisasi guru, jadi dinas jangan dibawa – bawa kalau ada persoalan intern organisasi” Tegas Tatawi.
Ia menambahkan, seharusnya pengurus lama itu segera menggelar Musda untuk pemilihan pengurus baru. Terkait tudingan raibnya ratusan juta dana PGRI Sangihe, Tatawi sepertinya enggan mengomentari.
“Setahu saya iuran tersebut sudah tidak dipungut lagi, tapi coba tanyakan ke pengurus atau bendahara PGRI” Ucapnya.
Sayangnya, sejumlah pengurus PGRI dimintai konfirmasi tak satupun yang bisa memastikan keberadaan dana tersebut. Beberapa diantaranya bahkan menyatakan tak tahu sama sekali, terkesan mengelak dan saling lempar ke sesama pengurus.
Ribuan tenaga pendidik di Sangihe akhirnya mendesak pengurus PGRI yang menjabat kurang lebih 10 tahunan tersebut untuk segera melaksanakan Musda untuk pergantian kepengurusan termasuk dengan penyampaian pertanggung jawaban dana PGRI. (Johan).

