Reporter : Tim
Banyuwangi, Suara Indonesia-News.Com – Proyek rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi Takir yang teletak di Desa Tegal Harjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, perlu ditinjau kembali pelaksanaannya (keberadaannya,red). Demikian dikatakan Kepala Desa Tegal harjo, Kecamatan Glenmore Ny. Hj. Zeinafifah Suyani, ketika di temui wartawan Suara Indonesia di kantornya beberapa waktu lalu.
Menurut Suyani, ia sangat kecewa dengan CV. Tim Sembilan Grup, yang beralamat di Dusun Pos Sumur RT.02 RW.05 Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, sebagai pelaksana Proyek rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi Takir senilai Rp 184.501.000.

“Masyarakat sangat di kecewakan karena dipandang proyek pemeliharaan tersebut sangat tidak layak. Apalagi dari segi materialnya, contoh pasir dan batu kali yang diambil dari lokasi jaringan irigasi tersebut, yang semestinya namanya pemeliharaan seharusnya bertambah baik dan bertambah kuat dari segi bangunan (fisik),”kata Suyani dengan raut kecewa.
Bahkan, menurut Suyani, demi mempercepat pembangunan jaringan irigasi tersebut, pihaknya selaku Kepala Desa mengerahkan warganya untuk kerja bakti di lingkungan jaringan irigasi tersebut. Karena jika tidak segera diselesaikan / tidak tepat waktu, maka masyarakat petani biasa kekeringan, karena tidak ada suplai air.
Sementara menurutnya, ia sudah menyampaikan keberadaan proyek rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi Takir Tersebut kepada pihak pengawas (Dinas PU, red) sekaligus sudah memanggil Dirut atau pelaksana dari Tim Sembilan Grup, bahwa proyek rehabilitasi pemeliharaan irigasi di lokasi tersebut tidak layak.
Bahkan ia menurutnya, pelaksana sudah berjanji akan segera menindak lanjuti proyek pemeliharaan tersebut sesuai prosedur yang ada, termasuk (RAB-nya). Tapi, sampai berita ini naik ditulis, belum ada tanda-tanda upaya untuk mengatasi keresahan di masyarakat (mengadakan perbaikan, red).
Suyani berjanji akan terus melaporkan perihal proyek irigasi tersebut, kepihak yang terkait termasuk Pengawas dan Dinas PU.
Sementara saat wartawan Suara Indonesia dua kali menghubungi Pihak Pengairan Kecamatan Glenmore di kantornya, tetapi selalu tidak ada ditempat kerjanya.