Proyek Irigasi di Wongsorejo Banyuwangi Disorot

oleh -318 views

BANYUWANGI, Senin (4/6/2018) suaraindonesia-news.com – Proyek pembangunan irigasi di Dusun Krajan, Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, tahun anggaran 2017-2018 diduga asal jadi.

Dugaan itu muncul karena belum satu bulan selesai dikerjakan, konstruksi sudah banyak pecah. Dan pondasi mulai tampak menggantun dari permuakaan air.

Mis dan yit, warga desa setempat yang juga petani padi sawah di sana ketika dikonfurmasi di sawahnya tempat mereka bertani, menuturkan, sebenarnya, masyarakat protes melihat kualitas pekerjaan.

“Tapi, mau dibilang apa? Ketimbang tak ada pembangunan, menahan diri sajalah. Pun begitu, ia berpendapat, sukar menyatakan nilai bagus terhadap kegiatan itu,” ucapnya.

“Kami inikan rakyat kecil. Terkadang, payah kalau mengeluarkan komentar. Nanti dibilang tak tahu berterima kasih” kata dia saat melangkah menuju areal pertanian,” imbuhnya.

Ditambahkan, bangunan ditaksir sepanjang kurang lebih 150 meter itu selesai ditangani akhir April 2018. kemarin. Air itu dipakai buat kurang lebih 25 sampai 30 hektar sawah.

H. Sapuan yang juga ketua HIPA Dusun krajan mengungkapkan, pihaknya telah mengingatkan pekerja lapangan akan melaksanakan secara baik. Mereka ingin, fasilitas tersebut berfaedah lama. Dan kuwalitas bagus sesuai dengan rab yang ada.

Namun nyatanya, saran itu diabaikan. Ironisnya, setelah ditegur, pekerja  malah tak lagi mau singgah  minum kopi ke rumah saya yang tak jauh dari, lokasi sekitar dua ratusan meter dari proyek irigasi tersebut.

Irigasi diduga tanpa pondasi. Faktanya, sebagian lantai saluran sudah pecah dan langsung kandas ke tanah. Campuran semen diduga rapuh. Akibatnya, dinding banyak berantakan.

“Bila tidak ada upaya konkrit untuk perbaikan, masyarakat mengancam membawa kasus itu ke instansi terkait  dan lembaga terkait. menyebut, kerap dilempar tudingan miring oleh sesama petani, seolah dirinya mengantongi uang rokok dari kontraktor supaya diam,” sambungnya.

Dia tidak tahu persis berapa volume dan anggaran proyek. Memang, kata H Sapuan, pemborong tidak sempat memajang plank. Tetapi tak berapa lama pekerjaan tersebut kemudian papan pemberitahuan jumlah nominal pun tidak ada sehingga masyarakat persis tidak tahu asal muasal proyek tersebut.

“Mereka pernah meminta desain gambar kepada rekanan  namun  keinginan itu tak digubris. Menurutnya, tidak ada koordinasi dengan petani dan penduduk setempat terkait pekerjaan itu,” tururnya.

Hal senada sama yang di sampaikan Imam Ekamartin, kepala Desa Wongsorejo saat dikonfirmasi terkait proyek saluran irigasi, pihaknya tidak tahu adanya proyek tersebut, sebab dari pihak CV, yang ditunjuk oleh dinas terkait tidak pernah memberitahu tentang adanya proyek irigasi.

Kades berjanji akan meninjau kelokasi untuk kroscek sesungguh nya yang terjadi di lapangan, biar tidak terjadi ke gaduhan di masyarakat, kades juga sudah meneri laporan warga terkait irigasi, harapan saya bagaimana supaya hal ini cepat di selesaikan sehingga petani tidak dirugikan dengan adanya proyek tersebut.

“Hal ini akan kami sampaikan juga ke instansi terkait, supaya juga ikut memantau bila ada proyek seperti ini, dan agar tidak terulang kejadian kejadian seprti ini,” ucapnya.

Reporter : Kank Harto
Editor : Agira
Publisher : Imam

Tinggalkan Balasan