Banyuwangi, suaraindonesia-news.com – Proyek pemeliharaan jalan hotmik Dusun Kampung baru, masuk beberapa ratus meter setelah pintu masuk Perkebunan Glenmore Desa Margomulyo Kecamatan Glenmore dinilai warga dikerjakan asal jadi.
Mereka menuding vinishing jalan oleh pihak kontraktor banyak kecurangan telah dilakukan, selain diindikasi bahan material berkwalitas jelek dan tak sesuai speck maupun dalam penggilasan lapisan penestrasi (lapen) dianggap kurang padat,.
Akibatnya, gelaran aspal belum kelar seminggu ini, ada beberapa titik ruas jalan terlihat retak dan brodol di bagian tepi.
Warga yang resah mengadukan hal itu ke Gunawan, salah seorang anggota DPRD Banyuwangi. Sehingga anggota Komisi D ini cross chek lokasi.
Proyek jalan yang sempat mangkrak beberapa bulan lalu, dan sebelumnya membuat resah warga sekitar. Lantaran, warga sempat dibuat bertanya-tanya,sebab pekerjaan tambal sulam sudah selesai akan tetapi tak kunjung dilanjutkan penyelesainya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, beberapa tokoh masyarakat (tomas, red) sering menerima keluhan warga, sebenarnya proyek itu pemeliharaan jalan ataukah pembangunan jalan.
“Wajar saja, hal itu membuat warga resah, sebab banyak yang belum tau tiba-tiba papan nama sengaja dibuang.” Ujar tomas.
Meskipun tidak ada yang tahu siapa yang menghilangkan name board itu, warga meyakini hal itu karena ulah pemborong yang ingin meninggalkan jejak.
Belum hilang kekhawatiran warga, paska diratakanya hotmik selesai Senin malam lalu,mereka merasakan hal lebih parah. Pasalnya, hasil akhir gelaran aspal di dianggap kurang baik.
“Kemarin lusa kita sudah menyampaikan ke Kepala Desa, katanya akan dilanjutkan dan melapor ke pemborong.” Ujar warga. Tetapi, karena mereka tak ingin menunggu reaksi lamban dari pemerintah desa, sehingga tak puas dengan jawaban pemdes setempat maka tak tanggung-tanggung mereka mengadukan hal itu ke Gunawan, salah seorang anggota dewan Banyuwangi.
Menerima informasi itu,anggota Komisi D ini turun lapangan bersama beberapa tomas. Dalam inspeksi mendadak (sidak, red) itu, benar ditemukan pemeliharaan jalan kurang lebih 750 meter ini terlihat sekali adanya pengerjaan tidak memenuhi standarisasi hotmik.
“Jika ini di test KOR, jelas fatal .” Ujar wakil rakyat dari fraksi Demokrat ini kepada media ini.
Dia menjelaskan, umumnya jalan desa sebut ACW standart ketebalanya harus 4 cm. Sementara, dalam lapen atas dibeberapa tempat sangatlah tipis sehingga onderlachnya kelihatan.
Lebih dari itu, pemadatan material ataupun lindasan oleh alat berat dirasa kurang. Sehingga, dibagian tepi pengunci aspalnya gembos, menurutnya bisa dipastikan tak akan kuat dan bertahan lama.
Terbukti, ada titik yang ambles dan mbrodol akibat bekas kaki pejalan dan kendaraan. Jelas, lanjut Gunawan amburadul jalan itu,dari sisi lain dia menduga disebabkan oleh bahan aspal yang sudah membeku karena kemungkinan terlalu lama didiamkan sebelum digelar. “Selain itu aspal yang di endapkan dibak mobil, akan mengurangi tonase misalnya 5 ton menjadi 4 ton.” Imbuhnya.
Masih ditempat itu, dihadapan warga Gunawan spontan beberapa kali menghubungi Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Mujiono, dari komunikasi lewat HP itu dia menyampaikan ke warga bahwa pihak PU akan segera tinjau lokasi dan akan memanggil pelaksana proyek dan memperbaikinya.
Sekedar diketahui, proyek pemeliharaan jalan dari DPU Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang ini, digarap oleh CV. Telaga Kencana beralamat di Desa Setail Kecamatan Genteng, dengan anggaran sebesar Rp.414.831.000.
Reporter : Har