SURABAYA, Suara Indonesia-News.Com – Renovasi selama empat bulan pada gedung utama menjadikan bangunan cagar budaya tersebut kembali ke wajah awalnya.
Museum hidup adalah bangunan cagar budaya yang sekaligus difungsikan sebagai kantor atau tempat kerja. Siapa saja boleh mengunjungi museum berisikan koleksi bernda bersejarah ini.
“Museum ini ada untuk mengingatkan kita betapa pentingnya bangunan ini pada zaman dahulu. Demi mengingat pendahulu kita yang berjuang,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Yan Fitri Halimansyah kepada wartawan, Jumat (9/10/2015).
Untuk zaman sekarang, kata Yan Fitri, museum ini bisa menjadi alat belajar, khususnya sejarah, yang efektif. Karena museum ini dilengkapi dengan benda-benda bersejarah, khususnya yang berhubungan dengan kepolisian.
“Museum ini dibuka untuk umum. Siapapun bisa datang ke sini. Boleh juga untuk yang gemar fotografi, memotret benda-benda koleksi museum ini,” lanjut Yan Fitri.
Yan Fitri menegaskan, museum yang termasuk dalam budaya adalah salah satu dari tiga unsur sejarah. Tiga unsur sejarah, kata Yan Firi, adalah ilmu pengetahuan, generasi, dan budaya. Museum Hidup Polrestabes Surabaya menggabungkan ketiga unsur tersebut agar sejarah tetap terjaga dan berkesinambungan.
“Ini adalah kantor polisi yang pertama kali menjadi museum hidup,” tandas Yan Fitri.
Lontaran ide museum hidup pertama kali tercetus saat mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi Polrestabes Surabaya pertengahan Mei 2015 saat dilakukan pemusnahan barang bukti. Risma yang saat itu mengelilingi gedung utama Polrestabes Surabaya berkeinginan memugar bangunan cagar budaya itu agar kembali ke bentuk semula.
Museum Hidup Polrestabes Surabaya secara resmi akan dibuka pada Sabtu (10/10/20145) malam ini oleh KAPOLRI pada hari Sabtu 10 Oktober 2010 Pkl 19.00 WIB di Polrestabes Surabaya, dihadiri pejabat utama Mabes Polri, Para Mantan Kapolwiltabes dan Kapolrestabes Surabaya, Forpimda Jatim, Forpimda Kota Surabaya, Pejuang dan Elemen Masyarakat lainnya.(Adhi).













