Reporter : Miftakh
Grobogan, suaraindonesia-news.com – Hutan Kota yang terletak di Jl. Gajah Mada Purwodadi (timur Polres Grobogan) banyak yang tidak ditempati dan boleh dibilang gagal sebagai kawasan destinasi kuliner di Kota Purwodadi. Dari 27 los yang ada, hanya sekitar 7 yang terpakai. Dan dari 7 itu, tidak semua menjajakan kuliner, namun ada yang digunakan sebagai tempat terapi pijat dan bekam, menjahit, servis hendpone dan caunter hendpone.
Bapak Imron yang kami temui di rumahnya sebagai ketua paguyuban pedagang hutan kota Purwodadi mengatakan seharusnya pedagang tidak dibiarkan begitu saja, pedagang memerlukan pembinaan yang terus menerus oleh pemerintah yg diwakili oleh Disperindag bagian perdagangan, apakah berupa permodalan lunak, mengadakan efen, atau berupa lainnya agar para pedagang betah menempati tempat yg disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan didalam kawasan hutan kota tersebut.
Tidak hanya itu Bapak Imron sebagai Ketua Paguyuban juga mengatakan untuk masalah tempat harus dirubah yang awalnya terbuka untuk dibuat tertutup agar para pedagang tidak pulang pergi mengusung alat – alat untuk jualan dan PKL dibebaskan dalam berdagang tidak hanya dikhususkan kuliner saja apakah mau usaha apapun ditempat tersebut.
Wartawan suaraindonesia-news.com mencoba menemui Ibu Nanik kepala bidang perdagangan yang mengurusi pedagang hutan kota dikantor Disperindag Jum’at ( 13/5/2016 ) pukul 08.15 WIB untuk mencari keterangan permasalahan PKL yang ada di hutan kota, ternyata beliau belum berada ditempat.
Pedagang harus diperhatikan karena mereka adalah aset bangsa